Sri Mulyani Mengaku Senang Melihat Capaian Industri Keuangan Syariah

Selasa, 29 Desember 2020 | 14:49 WIB
Sri Mulyani Mengaku Senang Melihat Capaian Industri Keuangan Syariah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Upaya pemerintah untuk terus meningkatkan literasi keuangan syariah mulai membuahkan hasil, terutama tampak dari perkembangan pasar modal syariah, meski ada tekanan dari pandemi virus corona atau Covid-19.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengaku senang atas perkembangan saat ini, menurut catatan yang ia miliki, investor syariah di pasar modal naik sekitar 23 persen sepanjang tahun ini.

"Sampai satu tahun terakhir 2020 investor syariah juga mengalami kenaikan 32 persen dibandingkan bulan sebelumnya di 2019," kata Sri Mulyani dalam acara Sharia Business and Academic Sinergy yang dilakukan secara virtual, Selasa (29/12/2020).

Atas capaian ini Sri Mulyani menyebut bahwa pelayanan dalam sektor industri syariah tanah air telah naik kelas, dengan perkembangan yang cukup pesat.

Baca Juga: Bank Konvensional Kalah Moncer dari Syariah di Masa Pandemi

"Selama tiga dasawarsa terakhir sejak berdirinya bank syariah pertama di Republik Indonesia yaitu pada tahun 1992, keuangan syariah berkembang cukup mengesankan," katanya.

"Kita telah naik kelas menengah dan memberikan dukung growing demand pelayanan syariah," tambahnya.

Sampai dengan September 2020 aset perbankan syariah justru tumbuh sebesar 10,97 persen, dibandingkan perbankan konvensional yang pertumbuhannya hanya 7,77 persen.

Demikian juga dengan dana pihak ketiga yang tumbuh 11,56 persen. Sedikit di atas kenaikan dana pihak ketiga dari perbankan konvensional yang tumbuh 11,49 persen.

Sementara untuk penyaluran pembiayaan atau kredit perbankan syariah tumbuh 9,42 persen. Ini jauh lebih tinggi karena pertumbuhan kredit perbankan konvensional yang mengalami penurunan yaitu hanya tumbuh 0,55 persen.

Baca Juga: Bank Syariah Muhammadiyah Diproyeksi Didirikan Tahun 2022

Sri Mulyani mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang besar pada perkembangan industri keuangan syariah.

Potensi ini didukung dengan jumlah penduduk muslim dan adanya kenaikan dari kelas menengah yang memberikan dukungan kebutuhan pelayanan keuangan syariah.

Perkembangan industri ini juga diakibatkan oleh stabilitas dan daya tahan keuangan syariah di tengah krisis.

Perkembangan industri keuangan syariah ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya total aset keuangan syariah sejak berdirinya bank syariah pertama di Indonesia pada tahun 1992.

“Total aset keuangan syariah tidak termasuk saham syariah mencapai Rp 1.710,16 triliun atau 114,64 miliar dolar AS dengan market share 9,69 persen. Aset keuangan syariah tersebut meliputi aset perbankan syariah sebesar Rp 575,85 triliun, industri bukan bank syariah Rp 111,44 triliun, dan pasar modal syariah Rp 1.022,87 triliun,” kata Sri Mulyani.

Selain aset keuangan syariah yang terus meningkat, perkembangan industri keuangan syariah juga dapat dilihat dari peningkatan sisi yang lainnya. Sampai dengan Juni 2020, jumlah investor saham syariah meningkat 32 persen dibandingkan dengan tahun 2019.

Dilihat dari transaksi saham syariah, pada periode Januari sampai dengan Juni 2020 transaksinya meningkat 26 persen atau terdapat 633.000 transaksi dibandingkan periode tahun 2019 yang hanya 501.000 transaksi dengan volume transaksi 6,2 miliar saham di tahun 2020 dan 3,9 miliar saham di tahun 2019.

Pengakuan perkembangan industri keuangan syariah juga ditandai dengan penghargaan internasional yang didapatkan.

Indonesia menempati peringkat ke-5 pada Global Islamic Economy Indicator di tahun 2019 dari peringkat ke-10 di tahun 2018.

Pada Islamic Finance Development Indicators, Indonesa menduduki peringkat ke-2 di tahun 2020 untuk perkembangan industri keuangan syariah.

Untuk itu, Menkeu berharap potensi dan perkembangan industri keuangan syariah dapat terus meningkat dan peningkatkan ini didukung dengan sumber daya manusia yang mumpuni.

“Dibutuhkan adanya sumber daya manusia yang memiliki karakter yang sesuai dengan nilai universal dari Islam. Peningkatan kualitas sumber daya manusia atau sumber daya insani agar bisa meningkatkan pembangunan ekonomi Islam yang berkelanjutan, inklusif, dan memenuhi harapan masyarakat,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI