Pekan Terakhir di 2020, IHSG Menguat ke Level 6.067

Senin, 28 Desember 2020 | 09:21 WIB
Pekan Terakhir di 2020, IHSG Menguat ke Level 6.067
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (24/5).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka meroket pada perdagangan awal pekan terakhir di tahun 2020.

Melansir data RTI, Senin (28/12/2020) IHSG diawal pra perdagangan IHSG naik tajam 58,2 basis poin ke level 6.067 atau menguat 0,97 persen dibandingkan penutupan akhir pekan lalu yang turun di ke level 6.008.

Terpantau sebanyak 131 saham menguat, 78 saham melemah dan 211 saham belum ditransaksikan.

Menguatnya laju IHSG pada awal pekan ini kata Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee imbas penjelasan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut vaksin Covid-19 masih bisa digunakan untuk melawan varian baru virus corona yang menyebar cepat di Inggris dan sejumlah negara, dengan kemampuan 70 persen lebih tinggi.

Baca Juga: Meski Pandemi, Jumlah Investor Pasar Modal Justru Tumbuh 45 Persen

Hans menjelaskan pernyataan WHO ini menenangkan pelaku pasar karena sebelumnya khawatir vaksin tersebut tidak akan efektif melawan varian baru Covid-19.

"Apalagi hasil tes di Turki menunjukkan vaksin Sinovac yang juga bakal dipakai di Indonesia ternyata efektif 91,25 persen melawam virus korona," ujar Hans dalam analisanya.

Faktor kedua yang menjadi pendorong pasar adalah Inggris dan Uni Eropa akhirnya merilis seluruh naskah kesepakatan perdagangan pasca-Brexit. Inggris diketahui akan meninggalkan pasar tunggal Uni Eropa dalam lima hari ke depan.

Dokumen setebal 1.246 halaman itu menjelaskan secara detail aturan perdagangan, penegakan hukum, dan penyelesaian konflik di antara kesepakatan yang akan memisahkan pasar Inggris Raya dan Eropa pada 31 Desember 2020.

"Ini akan menjadi tambahan sentimen positif bagi penguatan IHSG ," ungkap Hans.

Baca Juga: Investor Ritel Kalangan Milenial Jadi Jantung Pengembangan Pasar Modal

Faktor ketiga, tutur Hans, Presiden Donald Trump memveto RUU anggaran kebijakan pertahanan bipartisan dan meningkatkan prospek Amerika Serikat dapat menghadapi government shutdown selama pandemi virus corona, yang akan memicu kekacauan baru di Washington saat dia menuju Florida untuk liburan Natal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI