Suara.com - Empat tahun sudah Sidik bertahan dan hidup dengan asupan obat-obatan, guna bertahan dari penyempitan pada jantungnya. Serangan jantung itu tiba-tiba datang, saat jelang tengah malam pada 2016.
Pria kelahiran Surabaya 4 Agustus 1956, menghidupi anak istri dari hasil penagihan rekening air ledeng. Bahkan, sebelum ia merasakan serangan jantung, ia sanggup lalui 3.000 rumah perharinya, untuk menagih iuran air ledeng.
Namun saat serangan jantung yang dirasakan Sidik pada 2016 lampau, ia harus terpaksa rehat selama 2 Bulan lamanya, dan bisa dipastikan jika tak ada pemasukan sama sekali.
"Tiba-tiba saat itu, saya kerasa kesedak, dikasih minum kayak enggak bisa masuk, lengan sebelah kiri ngilu, keringat dingin bercucuran," ujar suami Sumila ini.
Baca Juga: Kemenkes Bantah Vaksin Covid-19 Gratis Hanya untuk Peserta BPJS Kesehatan
Mengalami kejadian itu, Sidik yang dibantu keponakan dan para tetangganya di Dharmawangsa 9, RT 12/RW 1, Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Rumah dekat RSU dr Soetomo Surabaya, langsung ke IGD," kenang Sidik.
Meski tak bisa bekerja selama dua bulan, Sidik tetap harus dirawat dan berobat di Rumah Sakit Umum (RSU) dr Soetomo Surabaya, sedikit merasakan keberuntungan, karena perawatan dan pengobatannya, terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan miliknya, walaupun hanya BPJS Mandiri kelas III.
"Libur kerja 2 bulan enggak ada pemasukan buat anak istri. Ditambah lagi waktu itu perawatan dan pengobatan saya. Beruntungnya periksa dan obat-obatan BPJS semua, BPJS mandiri kelas III," ujar pria yang mempunyai anak perempuan bernama Kinanti Putri Pertiwi ini.
Saat ini, Sidik hanya mampu menagih rekening air, seharinya hanya sekitar 300 rumah, hal ini dikarenakan kondisi jantung dari Sidik yang sudah tak normal lagi.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Gratis Khusus Peserta BPJS Kesehatan? Ini Kata Kemenkes
Tak hanya Sidik saja yang merasa terbantu oleh BPJS Kesehatan, istri dari Sidik, Sumila juga memanfaatkan, apa yang sudah ditawarkan oleh BPJS.
Sumila sendiri usai suaminya terkena serangan jantung, dan tidak bisa beraktivitas normal seperti sedia kala, membuat Sumila membantu suaminya mendapatkan pemasukan.
Sumila membuka usaha berdagang makanan, mulai mie ayam, nasi campur, kudapan, hingga minuman ringan sachet.
Namun, Sumila sudah memiliki masalah dengan mempunyai kadar gula darah yang cukup tinggi, sehingga dia juga sempat dirawat di rumah sakit, karena pada waktu itu, ia tiba-tiba pingsan didepan banyak orang.
"Ikut arisan, kok perut terasa mual, dan di tengah-tengah arisan, saya muntah dan tak sadarkan diri. Saya dibawa oleh para tetangga ke (RSU) dr Soetomo, dan opname sekitar 2 minggu," terang Sumila.
Sumila sendiri juga memanfaatkan kartu BPJS guna perawatan di RSU dr Soetomo Surabaya. Hingga saat ini, keduanya masih mengkonsumsi obat-obatan, guna penyembuhan dari penyakitnya, yang ditebus melalui BPJS Kesehatan.
Pasangan Sidik-Sumila ini sudah kembali menjalani kehidupan normal, meskipun mereka masih menjaga kondisi tubuh dengan menjaga pola makan.
Selain itu, Pasutri ini juga sudah mengentas anak semata wayangnya dari Universitas Airlangga (Unair), bahkan sudah bekerja di salah satu perusahaan.