Produk Tembakau Alternatif Perlu Ada Regulasi Khusus

Iwan Supriyatna Suara.Com
Selasa, 22 Desember 2020 | 17:02 WIB
Produk Tembakau Alternatif Perlu Ada Regulasi Khusus
Vape, Salah Satu Produk Tembakau Alternatif. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Studi banding berperan penting sebagai dasar pemerintah mengambil keputusan. Jadi, sah-sah saja kalau kita menggunakan data yang ada dari luar negeri jika belum banyak penelitian lokal tersedia,” tegas Shoim.

Belum lama ini, Shoim melakukan kajian literatur yang berjudul “Profil Kandungan dan Perbandingan Senyawa Kimia Toksik antara Aerosol dari Produk Tembakau yang Dipanaskan dengan Asap Rokok yang Dibakar”.

Shoim menjelaskan kajian literatur tersebut dilakukan untuk membuktikan apakah produk tembakau alternatif, terutama produk tembakau yang dipanaskan memang lebih rendah risiko kesehatan dibandingkan dengan rokok.

“Informasi awalnya, produk tembakau yang dipanaskan mempunyai risiko lebih rendah karena menerapkan prinsip harm reduction dan itu membuat saya ingin meneliti lebih lanjut. Ternyata dari hasil kajian ilmiah, mayoritas menyebut kandungan senyawa toksik pada produk tembakau yang dipanaskan lebih rendah (70-99%) daripada rokok,” ungkapnya.

Dengan kajian literatur tersebut, Shoim berharap semakin memperbanyak informasi mengenai produk termbakau alternatif, khususnya produk tembakau yang dipanaskan. Oleh karena itu, pemerintah harus segera merealisasikan kajian ilmiah produk tembakau alternatif di dalam negeri.

“Semakin banyak kajian yang dilakukan, maka makin menambah khasanah kita dan kesimpulan jadi makin akurat,” ujar Shoim.

Sebelumnya, Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Amaliya, mengatakan informasi akurat mengenai produk tembakau alternatif di Indonesia masih minim. Informasi yang keliru justru sangat masif.

“Banyak hoax yang sangat berbahaya, dan kami mencoba meluruskan misinformasi tersebut dengan secara aktif melakukan penelitian dan mempublikasikan hasilnya kepada publik. Tujuannya adalah memberikan fakta yang benar dan bermanfaat bagi berbagai pemangku kepentingan,” ujar Amaliya yang menjadi salah satu pembicara dalam konferensi ilmiah internasional “Scientific Summit ke-3” pada September lalu.

Baca Juga: Interview: Mita The Virgin Soal 'Kecanduannya' Akan Rokok Elektrik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI