Dihantam Pandemi, Pilot Garuda Ini Pilih Jualan Online

Minggu, 20 Desember 2020 | 11:00 WIB
Dihantam Pandemi, Pilot Garuda Ini Pilih Jualan Online
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 benar-benar berdampak luas bagi perekonomian, baik negara maupun masyarakat. Tak terkecuali pilot di PT Garuda Indonesia, salah satunya adalah Aditya Santoso.

Aditya harus rela gajinya dipotong 30 persen oleh maskapai. Hal itu karena minimnya waktu terbang selama pandemi Covid-19 ini.

“Efeknya sangat terasa sekali untuk saya, yang biasa dalam sebulan bisa terbang 4-5 kali, sekarang mungkin hanya bisa 3 bulan sekali. Untuk pilot pendapatan kami dipotong 30 persen dari maskapai, dan dengan berkurangnya jam terbang, berkurang juga uang terbang kami, ini sangat terasa bagi kru udara seperti saya," ungkap Aditya dalam dialog produktif bertema ‘Vaksin:Harapan Kembali Produktif’ yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) secara virtual, Minggu (20/12/2020).

Karena jam terbang yang berkurang, Aditya lantas mulai mencoba bisnis online guna menambal pendapatannya yang kini berkurang.

Baca Juga: Perjuangan Ayah saat Pandemi, Rela Jadi Badut Demi Kehidupan Keluarga

"Saya mulai mencoba berwirausaha, mulai jualan online dan belajar berjualan dari teman saya. Puji Tuhan lumayan, ada hasilnya. Karena banyak waktu luang, jarang terbang, saya bisa investasi waktu saya ke hal lain," kata Aditya.

Kisah serupa juga dialami Priscilla Renny, pengusaha batik asal Lasem, Jawa Tengah. Sarung Batik Tiga Negeri yang jadi komoditas andalannya pada momen lebaran mengalami penurunan penjualan yang tajam.

“Mungkin penurunan pendapatan kami mencapai 70 persen. Tapi hingga kini, yang saya lakukan tetap bertahan meski berjalan sedikit demi sedikit”, ujarnya.

Di tengah pandemi ini, dia ikut memotivasi para pengusaha batik di Lasem untuk ramai-ramai berjualan secara online. Transformasi ekonomi ini belum begitu dilirik para pengusaha sebelum pandemi Covid-19.

"Kebetulan kemarin dari pihak pemerintah kabupaten setempat memberikan pelatihan untuk jual beli online. Untuk saat ini jual beli online yang membantu kami untuk melakukan penjualan produk batik Lasem," kata Priscilla Renny.

Baca Juga: Diskotek Buka saat Pandemi, Kasatpol PP DKI Bantah Tidak Lakukan Pengawasan

Sebelum menjajal berjualan di platform digital, Priscilla mengakui pemasarannya hanya dilakukan dari mulut ke mulut. Terkadang, ia juga memasarkannya secara langsung melalui pesan ponsel.

“Dengan berjualan online, arus keuangan usaha sedikit demi sedikit mulai pulih. Untuk penjualan tiap bulan sudah ada peningkatan. Meski belum normal seperti dulu. Sekarang minimal penjualan sudah ada," katanya.

Selain berupaya mengadakan vaksin untuk menekan penularan Covid-19, pemerintah juga terus berupaya memulihkan perekonomian nasional yang terdampak pandemi Covid-19. Berbagai bantuan dan stimulus direalisasikan melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hingga 25 November 2020, realisasi anggaran PEN mencapai Rp 431,54 Triliun atau setara 62,1 persen dari total anggaran PEN yang mencapai Rp 695,2 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI