Suara.com - Harga minyak dunia meroket karena didukung data pemerintah AS yang menunjukan stok minyak mentah turun pada pekan lalu dan didorong optimisme tentang paket bantuan virus corona di Amerika.
Mengutip CNBC, Kamis (17/12/2020) miyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 32 sen menjadi 51,08 dolar AS per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas lntermediate (WTI), meningkat 20 sen menjadi menetap di 47,82 dolar AS per barel.
Stok minyak mentah Amerika turun 3,1 juta barel dalam sepekan hingga 11 Desember. Analis memperkirakan penurunan 1,9 juta barel, setelah stok melonjak dalam data pekan lalu.
Baca Juga: Pipa BOB PT BSP Bocor, Minyak Mentah Tumpah di Jalan Lintas Buton Siak
Sementara itu, para pemimpin Kongres AS mengatakan kemajuan substansial telah dibuat dalam kebuntuan selama berbulan-bulan mengenai bantuan virus corona dan RUU pendanaan guna mencegah government shutdown.
Permintaan minyak Amerika anjlok sekitar 13 persen tahun ini karena pandemi virus corona, dan angka penjualan ritel menunjukkan penurunan pengeluaran untuk kedua bulan berturut-turut karena lonjakan kasus Covid-19.
Permintaan di seluruh dunia sangat buruk, dengan rebound yang paling menonjol terjadi di China. Badan Energi Internasional (IEA), Selasa, memperingatkan bahwa perlu beberapa waktu untuk membalikkan jatuhnya permintaan minyak global selama pandemi.
IEA merevisi turun perkiraannya untuk permintaan minyak tahun ini sebesar 50.000 barel per hari (bph) dan tahun depan sebesar 170.000 bph, mengutip pengurangan penggunaan bahan bakar jet karena lebih sedikit orang yang bepergian melalui udara.
Di Eropa, Jerman melakukan penguncian ketat karena jumlah kematian yang tercatat akibat Covid-19 melonjak dengan peningkatan harian tertinggi.
Baca Juga: Vaksin Mulai Disuntikan, Harga Minyak Dunia Melesat