Suara.com - Perusahaan terigu PT Bungasari Flour Mills Indonesia telah meresmikan dua pabrik terbarunya di Medan, Sumatra Utara dan Makassar, Sulawesi Selatan.
Sebuah tonggak bersejarah bagi Bungasari dalam perjalanannya, dengan keberhasilan menyelesaikan pembangunan dua pabrik sekaligus, guna menjamin ketersediaan pasokan tepung terigu berkualitas dengan harga terjangkau bagi para pelanggan.
"Tujuan utama pembangunan dua pabrik ini untuk meningkatkan kapasitas produksi serta menjamin ketersediaan pasokan bagi pelanggan. Pada segi lain, kehadiran pabrik ini juga meningkatkan efisiensi sisi logistik guna melayani permintaan terigu di wilayah Sumatra dan kawasan Indonesia Timur," jelas President Director PT Bungasari Flour Mills Indonesia Budianto Wijaya, dalam keterangannya Kamis (17/12/2020).
Acara seremonial peresmian pabrik yang mengusung tema "Bungasari Horas-Ewako" ini dilakukan tanpa pertemuan tatap muka.
Baca Juga: Satu Keluarga di Depok Makan Terigu karena Tak Dapat Bansos COVID-19
Para pemegang saham serta jajaran direksi Bungasari yang berada di Indonesia, Jepang, dan Malaysia, secara bersamaan menekan tombol khusus melalui situs mikro www.horas-ewako.com, sebagai penanda awal pengoperasian dua pabrik tersebut.
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menyampaikan ucapan selamat melalui aplikasi konferensi video yang juga disaksikan para distributor Bungasari, karyawan, serta rekan bisnis, dari berbagai kota di Indonesia.
Bungasari menanamkan investasi sebesar 75 juta dolar AS untuk pembangunan pabrik di Kawasan Industri Medan, yang dikerjakan atas tanah seluas 6,2 hektare.
Sementara keberadaan pabrik Bungasari dengan luas 1,9 hektare di Kawasan Pergudangan dan Industri Parangloe Indah, Makassar, menelan biaya pembangunan sebesar 15 juta dolar AS.
Lebih lanjut Budianto menjelakan, sejak kali pertama didirikan pada tahun 2012, komitmen Bungasari selalu konsisten.
Baca Juga: Natal dan Tahun Baru, Bulog Pastikan Stok Terigu di Sumut Aman
Salah satunya adalah terus berekspansi dan mengembangkan kapasitas pabrik, guna memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
"Kini, pabrik pertama Bungasari di Sumatra ini diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar dengan target utilisasi mencapai 50% dan diharapkan terus meningkat di masa mendatang," paparnya.
"Sementara dengan keberadaan pabrik pertama Bungasari di Makassar ini, kami optimis kemampuan penetrasi produk-produk Bungasari akan semakin meluas ke berbagai kota di belahan timur Indonesia," kata Budianto.
Dua pabrik di dua kawasan berbeda ini menjamin kontinuitas pasokan dan memangkas rantai logistik, yang sebelumnya berasal dari pabrik Bungasari di Cilegon, Banten.
Pada segi lain, Bungasari juga melihat peluang bahwa masih belum banyak produsen terigu yang mampu melayani permintaan dalam kapasitas besar di kawasan ini.
"Kapasitas pabrik Bungasari di Cilegon sudah penuh. Kehadiran pabrik-pabrik baru di Makassar dan Medan ini akan mendongkrak peningkatan efisiensi pasokan dalam menjangkau lebih banyak lagi pelanggan," jelasnya.
Kendati berhasil mencapai target waktu penyelesaian pembangunan pabrik, pandemi Covid-19 juga turut berdampak pada Bungasari.
Pasokan peralatan serta sumber daya manusia yang terlibat dalam pengerjaan pabrik sempat tersendat, imbas kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Namun, dengan semangat untuk terus menjangkau pelanggan di berbagai pelosok negeri, dua pabrik yang dilengkapi teknologi canggih dan mesin teranyar pada sistem pengolahan gandum ini, telah siap beroperasi jelang tutup tahun 2020.
"Proyek pembangunan pabrik kami tertunda sampai enam bulan. Namun saat ini kami patut bersyukur bahwa proyek ini pada akhirnya tetap dapat dituntaskan dengan baik," kata Budianto.
Sejak akhir September 2020, proses produksi berbagai produk tepung terigu Bungasari untuk kemasan 25 kg, telah dilakukan di dua pabrik baru tersebut.
"Pada tahun depan kami juga berharap, pabrik-pabrik baru ini sudah dapat memproduksi semua varian terigu milik Bungasari," pungkas Budianto.