Sri Mulyani Sebut Ekonomi Digital Bisa Entaskan Kemiskinan

Rabu, 16 Desember 2020 | 16:29 WIB
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Digital Bisa Entaskan Kemiskinan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Suara.com/Fadil)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, potensi ekonomi digital yang begitu besar yang dimiliki Indonesia bisa menjadi salah satu cara mengentaskan masyarakat miskin.

Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani dalam acara Indonesia Digital Conference 2020, yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (16/12/2020).

"Digital ekonomi meningkatkan kehidupan masyarakat miskin jauh dari akseleratif," kata Sri Mulyani.

Pasalnya, kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, ekonomi digital bisa memberikan askes yang lebih luas kepada masyarakat. Di samping itu, produktivitas masyarakat juga akan meningkat.

Baca Juga: Founder & CEO Tokopedia William Ajak Warga Indonesia Wajib Militer

"Transformasi digital memberikan tantangan baru, bagaimana kita mengubah cara kerja, bisnis model, profesionalisme, security, dan safety. Upside-nya adalah produktivitas dan kecepatan meningkat," katanya.

Menurutnya, agar Indonesia bisa memanfatakan ekonomi digital harus dibangun infrastruktur dan bisa dibutuhkan oleh masyarakat. Jadi, ekonomi Indonesia bakal lebih produktif. Salah satunya membangun ekosositem yang lebih praktis.

"Kita harus melihat potensi di mana Indonesia sebagai negara Asean ini di mana realisasi nilai tambah digital ini. Karena digital ekonomi bisa mendorong pengurangan kemiskinan. Makanya dibutuhkan desain policy," katanya.

Dari laporan yang dirilis Temasek, ekonomi digital Indonesia akan berkembang pesat pada 2025 mendatang dari berbagai bidang.

Pertama, dari bidang internet, ekonomi digital RI diproyeksi naik lebih dari tiga kali lipat yakni dari USD 40 miliar menjadi USD 133 miliar.

Baca Juga: Sri Mulyani Dipaksa Jadi Serba Digital Gara-gara Corona

Kemudian, melalui e-commerce naik empat kali lipat dari USD 20 miliar ke USD 82 miliar dan online traveling naik 2,5 kali lipat dari USD 10 miliar menjadi USD 25 miliar.

Lalu dari media berpotensi naik dari USD 3,5 miliar menjadi USD 9 miliar dan melalui ride hailing dari USD 5,7 miliar ke USD 18 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI