Suara.com - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) akan fokus melakukan ekspansi ke pasar konstruksi luar negeri, Director of Operation 3 Waskita Karya, Gunadi mengatakan, keputusan untuk melebarkan sayap ke luar negeri berbekal pengalaman dalam mengerjakan proyek pembangunan infrastruktur dan proyek gedung di Indonesia.
“WSKT bukan pemain baru di pasar luar negeri, di periode 2000-an hingga 2015 Waskita aktif di pasar konstruksi luar negeri khususnya di Timur Tengah,” kata Gunadi dalam keterangannya, Jumat (11/12/2020).
“Sekarang kami dalam proses memetakan potensi pasar dari beberapa kawasan seperti Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika,” tambahnya.
WSKT tercatat pernah mengerjakan beberapa proyek di Timur Tengah. Di Arab Saudi, WSKT membangun King Faisal Specialist Hospital & Research Center yang berlokasi di Jeddah.
Baca Juga: BUMN Waskita Resmi Garap Dua Proyek Sumber Air di Provinsi Banten
Proyek yang dikerjakan pada tahun 2015 ini bernilai 30 juta Riyal Saudi. WSKT juga membangun Deck Slab Elevated Road Bridges, King Abdul Aziz International Airport di Jeddah. Proyek bernilai 39 juta Riyal tersebut dikerjakan pada tahun 2013.
Proyek selanjutnya yang dikerjakan WSKT yaitu Increasing Mataf Capacity Project yang berlokasi di Masjidil Haram Mekah dan dikerjakan pada tahun 2013 dengan nilai 59 juta Riyal Saudi.
WSKT juga dipercaya membangun King Saud Fitness College pada tahun 2011 dengan nilai 16 juta Riyal dan King Saud University of Riyadh Techno Valley & Building Administration College di Riyadh pada tahun 2009 dengan total kontrak 50 juta Riyal.
Pada tahun 2010 WSKT turut berpartisipasi dalam pembangunan King Abdullah Financial District di Riyadh dengan nilai 222 juta Riyal Saudi.
Selain Arab Saudi, WSKT pun mengerjakan 3 proyek di Uni Emirat Arab, yaitu Burj View Development yang berlokasi di Dubai dengan nilai kontrak 32 juta Dirham Uni Emirat Arab pada tahun 2007.
Baca Juga: Waskita Karya Tandatangani 2 Kontrak Sumber Daya Air di Banten
Sementara pada 2008, WSKT dipercaya untuk mengerjakan pembangunan Legend Plaza Residential Apartment yang berlokasi di Dubai dengan nilai konstruksi 36 juta Dirham dan Abu Dhabi Financial Center dengan nilai kontrak 200 juta Dirham.
Tidak hanya mengerjakan proyek konstruksi di Timur Tengah, WSKT juga berpartisipasi dalam pembangunan beberapa proyek infrastruktur di Timor Leste.
Pertama adalah Bandara Suai Timor Leste yang mulai dibangun pada tahun 2014 ini bernilai 55 juta Dollar AS serta proyek pembangunan Jalan dan Jembatan Oecusse dengan nilai 45 juta Dollar AS di tahun yang sama.
“Sekarang kami sudah memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak dan skala ekonomi yang jauh lebih besar, sehingga kami akan memanfaatkan 2 hal tersebut untuk memantapkan posisi di pasar luar negeri,” jelas Gunadi.
“Selain itu, kami akan secara berkelanjutan meningkatkan kapabilitas internal khususnya pada penggunaan teknologi informasi, peningkatan kinerja Quality, Health, Safety, and Environment (QHSE), serta terus mendorong riset dan pengembangan metode konstruksi untuk menambah keunggulan kompetitif kami,” tambahnya.
Pada aspek QHSE, Waskita telah mendapatkan pengakuan dunia berupa penghargaan dari World Safety Organization (WSO) untuk kategori penilaian budaya keselamatan dan Kesehatan kerja yang sudah dijalankan dengan sangat baik atau level 4 (Pro Active).
Pada level tersebut, emiten yang telah melantai di Bursa sejak 2012 tersebut menjadi perusahaan yang teruji di lapangan maupun administrasi dari hasil survei dan observasi mendalam.
Dalam hal penerapan teknologi Waskita telah menjalin sinergi dengan Autodesk Inc. untuk mendukung upaya pembangunan tulang punggung teknologi yang kuat untuk mengakselerasi penyelesaian proyek berskala besar.
Nantinya, kerja sama antara Waskita dan Autodesk juga mencakup pengadopsian teknologi dari Autodesk seperti Architecture, Engineering, and Construction (AEC) Industry Collection dan BIM 360, untuk mengotomatiskan alur kerja untuk produktivitas yang lebih besar.
Selain memiliki pengalaman, Waskita juga telah mendapatkan dukungan dari lembaga keuangan berupa fasilitas kredit yang dapat dipergunakan untuk mengerjakan proyek luar negeri.
Sejauh ini, Waskita telah memetakan potensi proyek di pasar luar negeri dengan nilai lebih dari Rp 70 Triliun yang tersebar di Kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.
“Jenis proyek yang kami kaji cukup beragam tapi sesuai dengan kompetensi inti Waskita, yaitu infrastruktur konektivitas dan pengembangan kawasan,” jelas Gunadi.