Suara.com - Harga minyak dunia melonjak hampir 3 persen, bahkan minyak jenis Brent tembus 50 dolar AS per barel sejak turun pada awal Maret lalu, karena pandemi virus corona atau Covid-19.
Mengutip CNBC, Jumat (11/12/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melambung 1,39 dolar AS atau 2,8 persen menjadi 50,25 dolar AS per barel.
Sementara itu, patokan Amerika, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melejit 1,26 dolar AS atau 2,8 persen menjadi 46,78 dolar AS per barel.
Sentimen naiknya harga minyak ini didorong oleh harapan pemulihan permintaan minyak yang lebih cepat karena sejumlah negara mulai meluncurkan vaksin Covid-19.
Baca Juga: Diduga karena Tumpahan Lampu Minyak, Rumah Semiono di Bantul Terbakar
Sentimen bullish itu mengimbangi peningkatan besar dalam persediaan minyak mentah Amerika yang menunjukkan masih ada banyak pasokan yang tersedia.
Inggris memulai vaksinasi pekan ini, dan Amerika Serikat dapat memulai vaksinasi secepatnya akhir pekan ini.
Kanada menyetujui penggunaan vaksin pertamanya dan mengatakan suntikan awal akan dilakukan mulai minggu depan.
Investor mengabaikan laporan mingguannya tentang persediaan minyak Amerika yang menunjukkan kenaikan besar-besaran stok minyak mentah sekitar 15,2 juta barel.
Kekhawatiran atas serangan di ladang minyak Irak juga memberikan dukungan. Dua sumur di sebuah lapangan kecil dihantam bahan peledak, tetapi produksi keseluruhan dari lapangan tersebut tidak terpengaruh.
Baca Juga: Data Negara Lebih Berharga dari Minyak, Ini Kata Kepala BSSN
Minyak pulih dari posisi terendah bersejarah yang dicapai pada April ketika pandemi menghantam permintaan, dibantu kesepakatan pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC Plus.
OPEC Plus selanjutnya akan mengurangi pembatasan pasokannya pada Januari dengan menambahkan ekstra 500.000 barel per hari meski pelonggaran tersebut lebih bertahap dari yang disepakati sebelumnya, untuk memberikan dukungan tambahan ke pasar.