Suara.com - Strategi tepat harus dimiliki untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia agar semakin banyak yang berorientasi ekspor. Apalagi, potensi UMKM Indonesia untuk menjadi aktor sentral dalam perdagangan internasional begitu besar.
Hal ini disampaikan Menteri BUMN, Erick Thohir dalam bincang-bincang “Strategi BUMN untuk Menyiapkan UMKM yang tangguh di Pasar Global”, yang digelar secara daring, Rabu (9/12/2020).
Talkshow tersebut merupakan rangkaian kegiatan pameran industri kreatif berorentasi ekspor “BRI UMKM Expo(rt) Brilianpreneur”, yang diselenggarakan Bank BRI sebagai rangkaian acara HUT ke-125 tahun.
“Saya yakin, BRILianpreneur adalah program yang tepat bagi UMKM untuk naik kelas. BRILianpreneur sebagai inkubator dapat membantu meningkatkan kapasitas dan kualitas usaha UMKM untuk berorientasi ekspor. Dalam acara ini, Bank BRI juga mendatangkan investor atau pembeli dari luar negeri, sehingga akan semakin membuka akses produk UMKM Indonesia ke pasar global,” tutur Erick.
Baca Juga: BRI Data Hackathon 2021 Dorong Transformasi Digital dan Literasi Data
Menurutnya, peningkatan kapasitas dan kualitas UMKM harus dilakukan secara serius agar Indonesia tidak hanya menjadi negara tujuan atau pasar produk-produk dari luar negeri. Pembentukan iklim usaha yang sehat harus dibuat untuk mendorong pertumbuhan UMKM.
Erick menambahkan, momentum pandemi Covid-19 harus dimanfaatkan pelaku UMKM untuk melakukan lompatan dan berinovasi dalam menjalankan bisnis. Peluang untuk bangkit harus dimaksimalkan agar ke depannya, pasca pandemi, UMKM bisa semakin menguasai pasar domestik hingga internasional.
“Saat ini, Indonesia memiliki sejumlah 55 juta middle income class, yang ke depan juga akan double dengan purchasing power yang setiap tahun mengalami peningkatan. Middle income class, tentu saja lebih selektif dalam memilih produk-produk UMKM, sehingga pelaku UMKM diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan kualitas produk agar mampu mengambil pasar domestik, bersaing dengan produk/layanan luar negeri tentunya,” tuturnya.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk membantu UMKM bertahan selama pandemi, dan naik kelas serta berdaya saing menghadapi produk-produk buatan negara lain. Salah satunya, pemerintah menyediakan platform pasar digital (PaDI) UMKM yang menghubungkan UMKM dengan BUMN.
Melalui platform tersebut, UMKM terlibat mendapat perluasan jaringan pasar yang nantinya berujung pada meningkatnya transaksi penjualan mereka. Peningkatan ini juga menambah pengalaman UMKM dalam melakukan transaksi digital, dan memperluas akses pembiayaan modal kerja untuk pelaku usaha.
Baca Juga: Kampung Coklat UMKM Binaan BRI dari Blitar Menuju Global
“Untuk ekspansi ke pasar global, tantangan yang harus dijawab adalah inovasi dan pemanfaatan teknologi digital dalam setiap proses bisnis agar lebih efektif dan efisien. Harapan kita, setelah melalui masa survive dan restart, UMKM mampu bangkit dan lakukan inovasi untuk bisa berkompetisi dengan produk dari negara lain. Saya yakin UMKM punya potensi segera pulih dari Covid-19 dan meningkatkan kapasitasnya karena kita punya SDA (sumber daya alam) melimpah dan dukungan pemerintah,” tuturnya.
BRI berkomitmen untuk terus mendorong kemajuan dan peningkatan mutu UMKM.
Direktur Utama BRI, Sunarso menyampaikan, peran UMKM di Indonesia sangat penting dalam membangun kekuatan dan menjadi penggerak ekonomi nasional.
"Sebagai bank yang memiliki fokus untuk pengembangan sektor UMKM, hingga saat ini Bank BRI telah membina pelaku UMKM Indonesia untuk mengikuti program naik kelas," katanya, saat press conferance sekaligus pembukaan BRILIANPRENEUR 2020 beberapa waktu lalu.
Dengan diselenggarakannya BRI UMKM Expo(rt) Brilianpreneur di masa pandemi ini, Bank BRI berharap tetap dapat mengoptimalkan potensi ekspor produk UMKM dan peningkatan kapasitas baik produksi maupun kualitas pelaku UMKM.