Asep Supriyatna Sasar Pasar Global Lewat BRI UMKM Export

Selasa, 08 Desember 2020 | 13:06 WIB
Asep Supriyatna Sasar Pasar Global Lewat BRI UMKM Export
Pengusaha furniture, Asep Supriyatna. (Dok : Bank BRI).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terus menjaring peluang. Itulah yang selalu mendorong langkah Asep Supriyatna (55) mengembangkan usaha furniture dan dekorasi rumah pada 1996 silam.

Kini, hampir 24 tahun kemudian, bisnis home décor and craft dibawah bendera CV Maras ini bertekad menangkap peluang yanglebih luas di pasar internasional dan menggarap potensi lokal.

Asep merupakan pendiri sekaligus pemilik CV Maras, eksportirfurniture dan dekorasi rumah yang berbasis di Bekasi, Jawa Barat. Usaha ini bermula ketika Asep, yang saat itu masih bekerja sebagai marketing di sebuah perusahaan trading, mendapat pesanan satu model meja kursi dari pembeli di Belanda.

“Permintaan suplai mebel itu saya ajukan ke manajemen,karena bukan lini produk yang dipasarkan kantor jadi diarahkan untuk diserahkan ke tempat lain. Nah, peluang ini saya tangkap. Lalu saya berkenalan dengan beberapa supplier dan produsen,membuat sampel dan setelah itu buyer dari Belanda itu menjadi partner bisnis saya,” tutur Asep.

Baca Juga: BRI Data Hackathon 2021 Dorong Transformasi Digital dan Literasi Data

Selama dua tahun, usaha mebel milik Asep berjalan secara informal, baru pada 1998 dia memberanikan diri untuk mendirikan CV. Nama Maras yang disematkan pada bendera usahanya, merupakan singkatan dari Marten dan Asep.

“Marten itu nama buyer yang dulu memesan meja kursi di tahun 1996, dan jadi partner bisnis saya yang pertama. Saya kemudian fokus mengembangkan usaha di bidang mebel dan berorientasi ekspor,” jelas Asep.

Produk furniture yang dipasarkan Asep menggunakan bahanbaku lokal, dengan sumber pasokan dari sentra-sentra industri mebel dan kerajinan di Tanah Air seperti Cirebon, Jepara, Solo, Yogyakarta hingga Bali. Kualitas dan keunikan desain yang sesuai pasar ekspor menjadi kunci keunggulan produk, selain proses produksi yang dibuat dengan cara handmade.

Dalam perjalanannya, pada 2005, bisnis ekspor furniture CV Maras terus berkembang dan mendapatkan partner baru dari Jerman dan Prancis, selain negeri Kincir Angin. Apabila dulu hanya memiliki 5 orang karyawan, saat ini jumlah pekerja Aseptelah bertambah menjadi 80 karyawan tidak tetap dan 5 karyawan tetap.

Asep mengaku lebih fokus ke pasar ekspor mengingat dari sisi kuantitas lebih mass production dan aspek pembayaran yang aman.

Baca Juga: Kampung Coklat UMKM Binaan BRI dari Blitar Menuju Global

“Kalau lokal biasanya ritel dan payment-nya kredit. Kalauekspor volumenya juga lebih besar dan pembayarannya lebihaman, ada LC atau transfer,” tambahnya. Hal ini sejalan denganVisi dan Misi CV Maras sendiri yakni mengembangkan pasarekspor untuk produk-produk labor intensif buatan Indonesia, 100 persen lokal content. 

Hingga saat ini, produk furniture rotan dan kayu CV Maras telah di ekspor ke sejumlah negara mulai dari Tunisia, Jerman, Belanda, Prancis, Australia hingga Srilanka. Secara volume, Asep mampu mencatat penjualan sekitar 15 kontainer per bulan.

Tahun ini ketika pandemi Covid-19 merebak, Asep mengakui dampaknya tidak terlalu besar terhadap permintaan ekspor furniture. Dia masih mampu membukukan penjualan sekitar 5-7 kontainer sebulan. Terkoreksi sekitar 30 persen-40 persen.

“Alhamdullilah tidak terlalu besar [efek pandemi]. Kami tidak ada pengurangan pekerja. Untuk produk outdoor dan dekorasi rumah malah booming, karena selama lockdown atau workfrom home, konsumen lebih banyak di rumah, dan mendekorasi rumah.”

Selain melebarkan sayap di pasar ekspor, CV Maras berencana memperkenalkan produk di pasar lokal pada 2021, melalui strategi penjualan daring melalui market place. Setidaknya 10 model produk tengah dikembangkan khusus untuk pasar lokal.

“Pasar lokal kami lihat ada peluang, termasuk produk pet furniture permintaannya mulai ada. Untuk pasar lokal konsepnya minimalis modern, packing yang ringan, menyasar keluarga muda,” imbuh Asep.

Di tengah situasi menantang akibat pandemi, Asep yang telah menjadi nasabah BRI sejak 3 tahun lalu, mengaku mendapatkan fasilitas relaksasi pinjaman. Dia juga menilai BRI sangat membantu dalam perkembangan bisnis dengan support jasa keuangan dan pembiayaan.

Berkat dukungan BRI, Asep pun saat ini menjadi satu dari 400 pelaku UMKM yang mengikuti pameran produk industri kreatif berorientasi ekspor yakni BRI UMKM EXPO[RT] BRILIANPRENEUR 2020.

Pameran skala nasional dan internasional ini diadakan mulai 1-15 Desember dengan puncak acara yang akan berlangsung pada 10–13 Desember 2020 dan merupakan besutan BRI untuk mendukung ekspor produk- produk nasional dan mendukung program Bangga Buatan Indonesia.

“Dengan ikut pameran ini, harapannya Asep dapat bersinergi lebih erat lagi dengan BRI, kami dapat ekspansi pasar dan mendapat peluang promosi. Pameran seperti yang dirintis BRI ini sangat bagus, termasuk platform Indonesia Mall yang dikembangkan BRI. Ini jadi sarana outlet untuk kami, tentunya UMKM akan terbantu. Selain itu, kedepan, kami berharap semakin banyak sarana promosi bagi produk- produk UMKM nasional dan dukungan yang lebih kuat dari seluruh pihak sehingga pelaku usaha dapat bersaing di pasar global,” tutup Asep.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI