Suara.com - Harga minyak dunia turun sekitar 1 persen karena melonjaknya kasus virus corona dan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China.
Mengutip CNBC, Selasa (8/12/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 46 sen, atau 0,9 persen menjadi 48,79 dollar AS per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berkurang 50 sen, atau 1,1 persen, menjadi 45,76 dollar AS per barel.
Meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, konsumen minyak terbesar dunia, berulang kali membebani pasar dalam beberapa tahun terakhir.
China, importir minyak mentah terbesar dunia, membantu mendukung harga minyak mentah tahun ini.
Dalam 11 bulan pertama 2020, China mengimpor total 503,92 juta ton atau 10,98 juta barel per hari, melonjak 9,5 persen dari tahun sebelumnya.
Impor minyak China pada November naik dari bulan sebelumnya, menurut data dari Bea Cukai.
Secara global, lonjakan kasus virus corona memaksa penerapan serangkaian penguncian yang baru, termasuk langkah-langkah ketat di negara bagian California Amerika, dan di Jerman serta Korea Selatan.
Konsumsi bensin di Amerika turun selama pekan liburan Thanksgiving ke level terendah dalam lebih dari 20 tahun, kata OPIS , karena lebih sedikit warga Amerika yang bepergian selama pandemi.
Baca Juga: Stimulus AS dan Vaksin Dongkrak Harga Minyak ke Level Tertingginya
Kedua kontrak minyak itu melambung sekitar 2 persen, pekan lalu, setelah OPEC Plus, Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya, setuju untuk sedikit meningkatkan produksi mulai Januari tetapi melanjutkan sebagian besar pembatasan pasokan yang ada.