AS-China Kembali Bersitegang, Harga Minyak Dunia Langsung Jatuh

Selasa, 08 Desember 2020 | 07:45 WIB
AS-China Kembali Bersitegang, Harga Minyak Dunia Langsung Jatuh
Ilustrasi perang dagang AS dan China. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia turun sekitar 1 persen karena melonjaknya kasus virus corona dan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China.

Mengutip CNBC, Selasa (8/12/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 46 sen, atau 0,9 persen menjadi 48,79 dollar AS per barel.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berkurang 50 sen, atau 1,1 persen, menjadi 45,76 dollar AS per barel.

Meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, konsumen minyak terbesar dunia, berulang kali membebani pasar dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Stimulus AS dan Vaksin Dongkrak Harga Minyak ke Level Tertingginya

China, importir minyak mentah terbesar dunia, membantu mendukung harga minyak mentah tahun ini.

Dalam 11 bulan pertama 2020, China mengimpor total 503,92 juta ton atau 10,98 juta barel per hari, melonjak 9,5 persen dari tahun sebelumnya.

Impor minyak China pada November naik dari bulan sebelumnya, menurut data dari Bea Cukai.

Secara global, lonjakan kasus virus corona memaksa penerapan serangkaian penguncian yang baru, termasuk langkah-langkah ketat di negara bagian California Amerika, dan di Jerman serta Korea Selatan.

Konsumsi bensin di Amerika turun selama pekan liburan Thanksgiving ke level terendah dalam lebih dari 20 tahun, kata OPIS , karena lebih sedikit warga Amerika yang bepergian selama pandemi.

Baca Juga: OPEC Tambah Produksi, Harga Minyak Dunia Merangkak Naik

Kedua kontrak minyak itu melambung sekitar 2 persen, pekan lalu, setelah OPEC Plus, Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya, setuju untuk sedikit meningkatkan produksi mulai Januari tetapi melanjutkan sebagian besar pembatasan pasokan yang ada.

Capital Economics, perusahaan riset ekonomi, memperkirakan produksi OPEC Plus akan naik kurang dari yang diizinkan dalam perjanjian baru tersebut karena kompensasi pemotongan dan permintaan kuartal pertama yang lemah.

Menyusul kesepakatan OPEC Plus, Morgan Stanley menaikkan perkiraan harga Brent jangka panjang menjadi 47,50 dollar AS per barel dari 45 dollar AS per barel dan merevisi perkiraan harga WTI jangka panjang menjadi 45 dollar AS per barel dari 42,50 dollar AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI