Suara.com - Badai pandemi Covid-19 yang menghantam di sepanjang tahun 2020 sangat dirasakan oleh para pelaku bisnis. Pembatasan sosial dan ketidakpastian ekonomi ke depan akibat belum adanya kejelasan tentang vaksin Covid-19 menjadi dua faktor utama yang menghadirkan tantangan berat bagi dunia usaha.
Oleh karena itu, likuiditas kuat diyakini akan menjadi senjata utama bagi pelaku usaha untuk dapat mengarungi dampak ekonomi akibat pandemi ini.
Salah satu faktor utama yang mendukung ketersediaan likuiditas adalah aliran pendapatan yang kuat agar dapat menutupi kebutuhan belanja. Untuk itu, percepatan ekspansi arus dana masuk (cash inflow) menjadi strategi pendapatan yang sangat penting untuk diterapkan secara ketat dalam rangka kelangsungan perputaran keuangan perusahaan yang sehat di tengah pandemi saat ini.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengungkapkan, penanganan cash inflow yang akurat akan menentukan bagaimana suatu perusahaan akan bertindak secara efektif dan efisien dalam pengalokasian modal kerja, pemenuhan kewajiban serta penempatan investasi yang tepat dan menguntungkan perusahaan.
Baca Juga: Bank Mandiri Taspen Gandeng TMI Ciptakan Warung Mantap Sejahtera
“Berangkat dari keinginan menjadi solusi dari tantangan itu, kami memperkenalkan fitur Mandiri Bill Collection dan Mandiri Autodebet yang akan mempermudah proses identifikasi, rekonsiliasi dan mendorong kepastian penerimaan atas dana masuk (cash inflow). Dengan proses rekonsiliasi yang lebih cepat, pemanfaatan likuiditas pun menjadi optimal dan target bisnis akan lebih mudah dicapai," kata Darmawan.
Mandiri Bill Collection merupakan solusi identifikasi dana masuk berbasis nomor unik atau virtual account yang dapat ditentukan sendiri oleh perusahaan. Solusi ini memudahkan perusahaan penerbit tagihan (biller) dalam percepatan rekonsiliasi serta memperluas akses pembayaran tagihan kepada para client nya melalui seluruh kanal bayar perbankan milik Bank Mandiri maupun bank lain.
Sebagai salah satu solusi transaksi collection utama, Darmawan menambahkan, Mandiri Bill Collection mencatat kontribusi 149.93 juta transaksi sampai dengan September 2020, atau meningkat 40.30 persen dari periode sama di tahun sebelumnya. Layanan ini mencakup segmen Corporate, Government & Financial Institution, Commercial serta Small Medium Enterprise (SME).
Alternatif solusi penerimaan lain adalah Mandiri Auto Debit. Layanan auto debit yang membantu pelaku usaha dalam menjamin kepastian penagihan dana melalui otomasi pemindahan dana dari rekening pembayar ke rekening biller sesuai dengan tagihan dan jangka waktu yang disepakati oleh biller dan payer di awal.
”Layanan ini sangat membantu pelaku usaha, khususnya pada sektor asuransi (pembayaran polis), koperasi dan leasing company (pembayaran cicilan) yang membutuhkan kepastian dan ketepatan waktu penerimaan dana, katanya.
Baca Juga: Bank Mandiri dan Shopee Bikin Uang Elektronik Co-branding Desain Khusus
Solusi auto debit ini, lanjut Darmawan, juga dinilai tepat bagi pelaku usaha yang memiliki sensitivitas waktu tinggi terhadap ketepatan penerimaan tagihan. Kualitas pengelolaan keuangan mereka akhirnya ditentukan dari seberapa baik pelaku usaha dapat memperkecil kemungkinkan adanya mismatch dari cash in dan cash out dari sisi waktu.
Saat ini, Layanan Mandiri Bill Collection dan Mandiri Auto Debit sudah dapat diakses dan dikelola para pelaku usaha melalui portal Mandiri Cash Management (MCM) maupun akses API terintegrasi. Hal ini membuktikan bahwa prinsip customer focus selalu diterapkan Bank Mandiri melalui pemberian solusi berbasis digital yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar khususnya pelaku usaha.
“Seperti asisten finansial virtual, kami percaya kehadiran Mandiri Cash Management akan dapat membantu pengelolaan keuangan nasabah sehingga dapat meningkatkan bisnis para pelaku usaha, terlebih di masa pandemi ini, ujar Darmawan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan ke https://www.bankmandiri.co.id/.