Suara.com - Korporasi Indonesia ramai-ramai mengembangkan inovasi untuk menjawab sederet permasalahan yang timbul pasca tertekan pandemi Covid-19.
Kebutuhan inovasi, solusi teknologi, dan pasar baru ini mendorong korporasi Indonesia memanfaatkan kolaborasi dengan startup Singapura yang difasilitasi oleh Enterprise Singapore.
Setelah pandemi, korporasi Indonesia diprediksi terus berinvestasi dalam teknologi dan solusi inovatif di sejumlah sektor semisal konstruksi, keuangan dan kesehatan.
Hal ini tercermin dari partisipasi 100 korporasi Indonesia diantaranya Suryacipta Swadaya, Jababeka, dan Kamadjaja Logistics, dalam seri virtual showcase yang diselenggarakan oleh Enterprise Singapore dan platform inovasi terbuka, GK Plug & Play Indonesia di tahun ini.
Baca Juga: Pemanfaatan Startup Digital Untuk Mendongkrak UMKM di Masa Pandemi
Pameran tersebut menghasilkan sekitar 50 kolaborasi bisnis potensial antara perusahaan Indonesia dan perusahaan teknologi yang berbasis di Singapura yang difasilitasi oleh Enterprise Singapore's Overseas Center di Jakarta dan Surabaya.
Tahun ini, Microsoft dan Amazon Web Services Indonesia terlibat sebagai mentor startup Singapura dalam Program Akselerasi Global Innovation Alliance (GIA) Enterprise Singapura yang baru diluncurkan untuk Indonesia.
Managing Director Plug and Play Indonesia Wesley Harjono mengatakan, Singapura memiliki keunggulan sebagai pusat bisnis di kawasan Asia dan mitra handal bagi korporasi Indonesia yang ingin meningkatkan inovasi dengan pendekatan terukur dan hemat biaya.
Melalui program GIA, Plug and Play Indonesia bekerja sama dengan Enterprise Singapura yang berbasis di Jakarta dan Surabaya untuk menghadirkan solusi inovatif yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah di seluruh Indonesia.
"Seiring pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, bisnis akan semakin mencari solusi inovatif untuk memastikan pertumbuhan. Kami berharap dapat memfasilitasi lebih banyak kolaborasi inovasi antara startup dan korporasi pada tahun 2021," ujar Wesley dalam keterangannya yang ditulis Kamis (3/12/2020).
Baca Juga: Membuat Startup Saat Pandemi, Begini Kiat Sukses dari Pakar
Tahun ini, Enterprise Singapore akan menyelenggarakan Singapore Week of Innovation and TeCHnology 2020 (SWITCH 2020) pada 7-11 Desember.
Lebih dari 6.000 investor, perusahaan, pemimpin industri dan mentor diprediksi akan berpartisipasi dalam festival teknologi digital dan fisik hybrid ini.
Pasca pandemi Covid-19, perubahan lanskap kebutuhan konsumen dan bisnis membuat kebutuhan inovasi teknologi semakin menonjol.
Di Indonesia dan pasar Asia Tenggara lain, sektor edutech, fintech dan e-commerce kian berkembang pesat selama pandemi dan berpotensi terus mendorong pertumbuhan ekonomi pasca pandemi.
Perkembangan sejumlah sektor baru tersebut sejalan dengan sektor bisnis tradisional seperti infrastruktur, manufaktur, dan transportasi yang akan pulih pasca pandemi. Perubahan lanskap bisnis dan konsumsi ini yang akan mendorong korporasi mengadopsi lebih banyak inovasi.
Demi mendukung kenaikan permintaan akan solusi digital baru, Enterprise Singapura akan meluncurkan Southeast Asia Open Innovation Challenge pada acara SWITCH 2020.
Korporasi dari Vietnam, Thailand, dan Malaysia akan mengungkapkan masalah yang mereka hadapi untuk bersama-sama mencari inovasi dan solusi dengan startup.
Korporasi bisa mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan ekosistem startup Singapura untuk mengembangkan rencana inovasi, menguji dan mengkomersilkan solusi baru.
Pada acara SWITCH 2020, korporasi Indonesia yang akan terlibat sebagai pembicara di antaranya Dexa Group, East Ventures dan Traveloka.
Chief Innovation Officer Dexa Group, Wimala Widjaja menjelaskan, sebagai salah satu grup farmasi terbesar di Indonesia, perseroan sedang menjajaki kemitraan dengan perusahaan medtech dan healthtech Singapura.