Bappenas: Pandemi Bikin Banyak Masalah Sosial

Rabu, 02 Desember 2020 | 17:10 WIB
Bappenas: Pandemi Bikin Banyak Masalah Sosial
Kepadatan pemukiman penduduk terlihat dari ketinggian di salah satu kawasan di Jakarta, Rabu (28/9/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dampak pandemi corona tidak hanya menimbulkan dampak ekonomi saja, tetapi benar-benar menimbulkan banyak masalah sosial, kata Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.

Bahkan, penurunan pertumbuhan ekonomi akibat Covid-19 telah berdampak pada meningkatnya jumlah angka PHK karyawan, pengangguran, dan kemiskinan.

Di bidang sosial, pandemi menyebabkan peningkatan kriminalitas dan kekerasan dalam rumah tangga. Masyarakat juga mengalami disorganisasi dan disfungsi sosial akibat aktifitas keluar rumah yang dibatasi.

“Pemerintah telah mengambil langkah strategis untuk mengatasi problem di bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial masyarakat tersebut. Di bidang Kesehatan, pemerintah tengah melakukan reformasi sistem kesehatan nasional, perlindungan social, bencana, pangan, dan lain-lain, untuk merespon wabah pandemi,” ujar Suharso Monoarfa dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (2/12/2020).

Baca Juga: Kepala Bappenas Diadukan ke KPK Kasus Jet Pribadi, Pelapornya Kader PPP

Menurut Suharso, langkah strategis pemerintah dibidang ekonomi dilakukan dengan meningkatkan konsumsi belanja melalui belanja pemerintah yang diharapkan dapat memberikan dampak multiplier pada sektor lainnya.

Tak hanya itu, dibidang perlindungan sosial dikatakan Suharso dilakukan dengan penyaluran bantuan dan membangun jaring pengaman social pada penduduk miskin dan rentan.

“Dalam hal ini pemerintah telah melakukan perluasan basis data perlindungan social di sektor pekerja informal,” tutur Suharso.

Namun demikian, pandemi juga membangkitkan rasa solidaritas dan gotong royong, rasa kemanusiaan, persaudaraan di masyarakat, serta jiwa filantropi masyarakat.

Tujuan 16 SDGs yang meliputi mendorong kedamaian, keadilan dan masyarakat yang inklusif, bebas dari rasa takut dan kekerasan dalam pendangan Suharso perlu ditempatkan sebagai enabler dan katalisator untuk mencapai tujuan-tujuan SDGs lainnya.

Baca Juga: DPR, Bappenas dan Kemenkeu Dukung Pembangunan Perpustakaan di Daerah

“Pemerintah memandang perlu mengajak bersama komponen bangsa untuk menciptakan masyarakat yang damai dengan melakukan pencegahan kekerasan, mewujudkan masyarakat adil dengan menyelesaikan masalah keadilan yang timbul dimasa pandemi, mencegah stigma dan diskriminasi, serta mempromosikan masyarakat yang inklusif agar tidak ada satupun orang yang tertinggal di belakang (no one left behind),” kata dia.

REKOMENDASI

TERKINI