Luhut Minta Tak Ada Lagi Kebencian Supaya Pariwisata Bergerak

Jum'at, 27 November 2020 | 13:15 WIB
Luhut Minta Tak Ada Lagi Kebencian Supaya Pariwisata Bergerak
Ilustrasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Suara.com/Ema Rohima)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan semua pihak agar selalu damai dan tenang dalam mengembangkan pariwisata.

Ia juga meminta, semua pihak juga tak menggunakan ide kekerasan yang membuat investasi tak datang untuk pariwisata.

"Saya ulangi, ketenangan dan kedamaian itu dilakukan pemimpin-pemimpin intelektual ini, jangan kita menjual ide kekerasaan, yang membuat negeri ini ditakuti orang," ujar Luhut dalam Rakornas Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas, secara virtual, Jumat (27/11/2020).

Selain itu, Menteri Kelautan dan Perikanan ad Interim ini juga mengingatkan agar beberapa pihak tak menggunakan kepentingan politik dalam pengembangan pariwisata.

"Saya serius sebagai yang paling senior di ruangan ini, saya ingin sampaikan itu. Jangan sampai karena kepentingan-kepentingan politik kita, ambisi-ambisi politik kita, birahi kekuasaan kita bikin keributan-keributan," ucap dia.

Luhut mengungkapkan, pengembangan beberapa pariwisata di Indonesia justru bakal menguntungkan masyarakat sekitar destinasi.

Pasalnya, pengembangan pariwisata itu akan melahirkan lapangan kerja yang bisa menyerap masyarakat lokal.

"Tidak hanya sekadar kita berorasi membuat orang, memarahi orang, mencaci maki orang lain. Kita jauhlah dari situ. Kita sekarang membuat lapangan kerja, bagaimana membantu orang menciptakan lapangan kerja bagaimana mendidik orang untuk ramah tamah, jangan kebencian yang kita tampilkan," tegas Luhut.

Luhut menyebut, destinasi pariwisata Indonesia kurang menjual dibanding pariwisata negara lain.

Baca Juga: Menko Luhut : Pariwisata Kita Bagus, Tapi Kurang Menjual

Menurut Luhut, pariwisata Indonesia memang paling indah dibanding negara, hanya saja promosi hingga pembangunan infrastruktur di daerah pariwisata tersebut belum memadai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI