Suara.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo, daerah-daerah yang memiliki potensi dan produktivitasnya tinggi harus diintervensi melalui mekanisasi terutama pada sektor hilir.
Hal tersebut diungkapkan saat Mentan mengunjungi Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka meresmikan dan meninjau unit vertical dryer bantuan Kementerian Pertanian APBN 2020 di Desa Balirejo, Kecamatan Angkona, Jumat (27/11/2020).
Aspek hilir terutama pascapanen selain combine harvester, RMU, keberadaan dryer juga penting agar terbangun penanganan pascapanen hasil pertanian yang baik dengan sistem pengelolaan yang terstruktur.
Dengan adanya bantuan, Mentan SYL berharap produktivitas dan kualitas produksi meningkat karena walaupun musim hujan sudah ada mesin pengering.
Baca Juga: Akademisi : Kementan Wujudkan Transparansi dan Dukung Pemberantasan Korupsi
"Saya senang, lihat RMU-nya bagus, dryer bagus. Ini akan lebih efisien dan meningkatkan produktivitas" katanya.
Modernisasi dan mekanisasi sektor pertanian menurutnya sudah menjadi keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia.
"Pak Kadis, saya lihat hamparan lahan di desa ini luar biasa. Luwu Timur ini memiliki potensi karena resourcesnya hebat. Oleh karena itu, perbaiki budidaya dan gunakan varietas unggul," ungkap Mentan.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono, Kepala Badan Karantina, Dir. Ir. AliJamil dan didampingi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Timur, Amrullah serta SKPD lainnya.
Kadek Suparta penerima bantuan vertical dryer bersama anggota lainnya menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian.
Baca Juga: Gairahkan Iklim Investasi, Kementan Rancang Penataan Regulasi Pertanian
"Bantuan ini sangat membantu kami terutama jika curah hujan tinggi. Selain itu,, kami bisa mengolah lebih banyak material dari petani. Terima kasih Pak Menteri," kata Kadek.
Kadek menjelaskan bahwa ia bersama anggotanya sudah enam tahun menjalankan usaha penggilingan dengan kapasitas 1 ton per jam.
"Kami mengoperasikan alat penggilingan ini 4-5 jam per hari. Dan untuk dryer, kapasitasnya 6 ton tapi kami operasikan sesuai kebutuhan dengan menggunakan tenaga listrik atau solar. Dryer baru jalan masuk dua bulan," ungkapnya.
Pada kesempatan itu juga, Mentan SYL menyerahkan bantuan berupa bibit kakao sejumlah 400 ribu batang senilai 2,97 miliar bagi 25 kelompok tani dan bantuan 1 unit pengolah hasil kakao senilai 355 juta kepada Koperasi cahaya Sejati, Desa Beringin Jaya Kecamatan Tomoni.