Suara.com - Harga minyak dunia naik hampir 2 persen ke level tertingginya karena data yang menunjukkan penurunan stok minyak mentah mingguan AS memperpanjang reli yang didorong oleh harapan vaksin Covid-19 akan mendongkrak permintaan bahan bakar.
Mengutip CNBC, Kamis (26/11/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup menguat 75 sen, atau 1,6 persen, menjadi 48,61 dollar AS per barel, level tertinggi sejak awal Maret.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, juga ditutup pada level tertingginya sejak awal Maret, melonjak 80 sen, atau 1,8 persen menjadi 45,71 dollar AS per barel.
Kedua benchmark itu, yang melesat 4 persen pada sesi Selasa, naik untuk sesi keempat berturut-turut.
Baca Juga: Tren Mobil Listrik Beri Dampak pada Harga Minyak Dunia
Senin, harapan investor mendapatkan dorongan karena AstraZeneca mengatakan, vaksin Covid-19 yang dikembangkan bersama Universitas Oxford bisa efektif hingga 90 persen.
"Harga minyak mentah diperdagangkan pada level tertinggi sejak awal Maret, didukung oleh sentimen pasar yang positif sebagai akibat dari berita vaksin dan permintaan minyak yang kuat di Asia," kata analis minyak UBS, Giovanni Staunovo.
Sementara itu, persediaan minyak mentah AS turun 754.000 barel pekan lalu, data pemerintah menunjukkan, mengejutkan para analis yang dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan kenaikan 127.000 barel. Persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI, turun 1,7 juta barel.
"Ada penurunan yang lumayan di Cushing, jadi itu mendukung. Itu mungkin aspek yang paling bullish dari laporan ini," kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC, New York.
Namun, kekhawatiran permintaan membatasi kenaikan harga karena permintaan bensin mingguan Amerika turun sekitar 128.000 barel per hari (bph) menjadi 8,13 juta bph, level terendah sejak Juni 2020.
Baca Juga: Berita Baik Vaksin Corona Kembali Dongkrak Harga Minyak Dunia