Lewat EU-CEPA, Wamendag Sebut Buah Lokal Bakal Kuasai Pasar Eropa

Kamis, 26 November 2020 | 08:18 WIB
Lewat EU-CEPA, Wamendag Sebut Buah Lokal Bakal Kuasai Pasar Eropa
Jerry Sambuaga usai dipanggil Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jumat (25/10/2019). (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga meyakini perundingan EU-CEPA bisa menjadi jalan bagi peningkatan ekspor buah ke Eropa.

Eropa sendiri adalah salah satu pasar besar buah tropis seperti nanas, pisang dan manggis.

Dengan fasilitas pemotongan tarif yang digagas melalui EU-CEPA diharapkan harga buah tropis asal Indonesia bisa makin merajai pasar Eropa.

"Kita bahkan bisa menang dari pesaing kita seperti Filipina yang tidak dikenakan tarif impor. Indonesia sendiri justru dikenakan tarif impor sebesar 14,9 persen. Dengan EU-CEPA kita bisa sama dengan Filipina, tarif impornya nol persen dan pasti kita akan menguasai lebih banyak pasar di Eropa," ujar Jerry dalam keterangannya, Kamis (26/11/2020)

Baca Juga: Tak Perlu Ragu Makan Buah Kering, Bermanfaat untuk Kesehatan!

Berangkat dari data tersebut, Jerry makin termotivasi untuk segera menyelesaikan perundingan EU-CEPA.

Bukan hanya buah, keberhasilan perundingan akan mendorong produk-produk barang dan jasa asal Indonesia bisa makin mudah menembus pasar Eropa.

Sebelumnya, EU-CEPA rencananya akan diselesaikan tahun ini, tetapi karena pandemic beberapa ronde perundingan harus tertunda sementara.

Menurut Jerry, pasar besar buah Indonesia sebenarnya bukan hanya di Uni Eropa tetapi justru yang dekat ada di China, Jepang dan Timur Tengah.

China membutuhkan jumlah buah tropis yang sangat besar yang harus ditangkap peluangnya oleh para pengusaha.

Baca Juga: Hadiah Teraneh untuk Ratu Elizabeth II: Kaleng Buah Hingga Gigi Paus

"China relative dekat dengan Indonesia dibanding Eropa. Saat ini mereka lebih banyak mendapat pasokan buah tropis dari negara-negara Amerika Tengah seperti Costarica. Itu peluang yang sangat besar bagi Indonesia," imbuh dia.

Pasar lain yang potensial adalah Timur Tengah, termasuk Turki dan Iran. Di Turki buah Indonesia masih dikenakan tarif hingga 48 persen. Sedangkan di Iran, buah Indonesia belum bisa diperdagangkan langsung karena mekanisme blockade yang dilakukan Amerika Serikat.

Dalam hal ini, Jerry akan menindaklanjuti dengan memasukkan masukan-masukan pengusaha dalam butir-butir perundingan IT-FTA dan Indonesia-Iran FTA.

"Kita juga sedang melakukan perundingan dengan Turki dan Iran. Keduanya pasar yang sangat besar. Kita berharap bisa cepat menyelesaikannya sehingga para pengusaha kita bisa terbantu," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI