Kisah Perjuangan Nenek Aisah Lawan Penyakit Jantung dan Paru-paru

Rabu, 25 November 2020 | 15:44 WIB
Kisah Perjuangan Nenek Aisah Lawan Penyakit Jantung dan Paru-paru
Aisyah, peserta BPJS Kesehatan. (Dok : BPJS Kesehatan).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kali ini, Aisyah rajin kontrol mengikuti saran dokter tersebut. Ia juga selalu ditemani oleh anaknya. Namun petaka muncul beberapa bulan kemudian, awal tahun 2019 lalu.

Aisyah tidak sadarkan diri tergeletak di pinggir jalan dekat rumahnya. Warga setempat memberitahu keluarganya hingga dia dibawa ke rumah sakit.

"Yang saya ingat itu saat mau beli bakso dekat rumah. Saya jalan sendirian enggak ditemani anak, lagi bawa bakso mau pulang ke rumah saya terasa jatuh," sebutnya.

"Saat jatuh itu saya tidak ingat apa-apa lagi. Saya sadar sudah berada di rumah sakit," lanjutnya.

Aisyah mengalami rekat tulang di pergelangan tangan kanannya. Akhirnya, dokter melakukan gips terhadap tangannya tersebut.

"Dokter sih bilang pengaruhnya saya jatuh itu karena masih ada bawaan terhadap jantung bermasalah. Akhirnya ya sudah tangan saya di gips karena tulang tangan retak," jelasnya.

Tak heran, jika Aisyah hingga kini juga masih merasakan sesak pada dadanya. Sebab, ia selalu banyak melakukan aktivitas dirumahnya, yakni masak dan lain-lain.

Namun, parahnya, Pantauan SuaraJakarta.id, di lokasi, rumah Aisyah sejatinya sudah kurang layak untuk dihuni. Suasana rumah yang pengap, banyak debu, membuat hal itu kemudian memicu Aisyah terus kembali sakit.

"Ini rumah warisan orang tua. Mau betulin juga belum ada uangnya karena harus kontrol ke dokter saja memakai uang buat perginya," lirihnya sambil sesenggukan.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Apresiasi Kinerja Industri Keuangan terhadap JKN-KIS

Beruntungnya, Aisyah melanjutkan, ia memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Jika tidak, biaya perawatan selama di rumah sakit hingga kontrol harus mengeluarkan uang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI