Check Point Resmi Investasi Kapabilitas Cloud Geofenced Lokal

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 25 November 2020 | 13:59 WIB
Check Point Resmi Investasi Kapabilitas Cloud Geofenced Lokal
Sharat Sinha, Vice President and General Manager, Asia Pacific & Japan, Check Point Software Technologies.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Check Point Software Technologies Ltd (NASDAQ: CHKP) resmi mengumumkan bahwa kantor pusat untuk wilayah Asia Pasifiknya, yang berlokasi di Singapura, telah berinvestasi dalam kapabilitas cloud geofenced lokal untuk membantu organisasi-organisasi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menjaga beban kerja cloud tetap aman, sambil tetap memenuhi persyaratan residensi dan kepatuhan data lainnya, seperti MAS TRM, HIPPA, GDPR, NIST dan PCI-DSS.

Saat organisasi beralih ke cloud publik, mereka perlu memastikan bahwa lingkungan dan beban cloud publiknya, telah mengikuti praktek keamanan yang terbaik dan memenuhi standar kepatuhan.

Karena sifat cloud adalah dinamis dan cekatan, maka praktek kepatuhan yang berkelanjutan dan remediasi otomatis kesalahan konfigurasi, perlu untuk diterapkan.

Solusi Manajemen Postur Keamanan Cloud CloudGuard merupakan bagian dari Check Point CloudGuard Cloud Security platform.

Baca Juga: Rubrik, Perintis Platform Pengelolaan Data Cloud Lakukan Pembaruan Besar

Solusi ini menampilkan GSL Builder yang unik, yang memberi manfaat keamanan bagi organisasi ketika menggunakan cloud publik, sambil tetap memenuhi standar residensi dan kepatuhan data secara sederhana dan efisien.

Bahkan selama migrasi cloud dan berada di lingkungan multi-cloud, pelanggan dapat tetap patuh dengan melihat dan memodifikasi lingkungan cloud mereka berdasarkan rekomendasi yang diberikan dari solusi tersebut.

Solusi tersebut juga telah dilengkapi dengan CloudGuard Intelligence and Threat Hunting, teknologi intelijen keamanan native cloud, yang memberikan deteksi intrusi cloud, visualisasi lalu lintas jaringan, dan analitik aktivitas pengguna.

Dengan ini, pelanggan dapat mengidentifikasi lalu lintas dari sumber yang tidak diinginkan, atau celah dalam pengaturan keamanan, dan memperbaikinya.

CloudGuard menggabungkan inventaris cloud dan informasi konfigurasi dengan data pemantauan waktu nyata dari berbagai sumber, termasuk dari VPC Flow Logs, CloudTrail, AWS Inspector, serta umpan intelijen ancaman saat ini, reputasi IP, dan database geolokasi.

Baca Juga: Cloud dan AI Jadi Model Bisnis Baru di Tengah Pandemi Covid-19

“Asia Tenggara tetap menjadi kunci bagi Check Point di Asia Pasifik, dan investasi pada kapabilitas cloud kami di Singapura merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan kami kepada pelanggan di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pandemi virus corona telah mengakibatkan lebih banyak organisasi di kawasan ini beralih ke cloud untuk mendukung kerja jarak jauh dan kolaborasi online,” kata Sharat Sinha, Vice President and General Manager, Asia Pacific & Japan, Check Point Software Technologies, dalam keterangannya Rabu (25/11/2020).

“Pada saat yang sama, kami memahami bahwa mereka masih memiliki persyaratan residensi dan kepatuhan data, terutama di industri seperti Jasa Keuangan dan Pemerintah. Karena semakin banyak pelanggan kami yang pindah ke cloud, Check Point akan hadir untuk mengamankan beban kerja dan memenuhi kebutuhan keamanan cloud mereka dengan rangkaian lengkap solusi industri terkemuka kami,” Sharat Sinha menambahkan.

CloudGuard Cloud Security Posture Management membantu perusahaan mengotomatiskan tata kelola di seluruh aset dan layanan multi-cloud melalui kapabilitas utama seperti visualisasi dan penilaian postur keamanan, deteksi kesalahan konfigurasi, dan penerapan praktik terbaik keamanan dan kerangka kerja kepatuhan.

"Solusi keamanan Check Point adalah salah satu yang pertama mengadopsi pendekatan pencegahan terhadap keamanan di industri," pungkas Sharat Sinha.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI