Suara.com - Ekonomi China tumbuh 4,9 persen pada kuartal III-2020. Capaian itu merupakan hasil dari kerja keras negara tersebut dalam menangani pandemi virus corona atau Covid-19.
Salah satu cara yang digunakan China adalah dengan menerapkan kebijakan lockdown atau karantina wilayah secara total dan tanpa vaksin.
Hal tersebut pun juga jadi sorotan oleh Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (PEN), Budi Gunadi Sadikin, dirinya mengatakan bahwa negeri tirai bambu tersebut mampu melawan Covid-19 tanpa adanya vaksin.
Lantas bagaimana dengan Indonesia, apakah ekonomi bisa bangkit tanpa adanya vaksin?
Baca Juga: 70 Persen Warga Arab Saudi Terima Vaksin Covid-19 Gratis Tahun Depan
"Vaksin salah satu, bukan the only solution," kata Budi dalam sebuah acara CEO Networking yang digelar secara virtual, Selasa (24/11/2020).
Menurutnya, kunci pemulihan ekonomi yang bisa dilakukan saat ini ialah pembentukan rasa aman di masyarakat lewat protokol kesehatan ketat, sembari menunggu adanya vaksin, tanpa itu jangan harap ekonomi bisa bangkit.
"Yang di address adalah vaksin dulu, tapi menunggu vaksin protokol kesehatan yang ketat harus di jaga. Insya Allah kalau kesehatan beres ekonomi baik," ucapnya.
Dia bercerita di China, dimana kasus virus corona ini muncul pertama kali, pemerintah disana meresponnya dengan sangat cepat dengan melakukan protokol kesehatan yang sangat ketat dan karantina wilayah. Alhasil kata dia hanya beberapa bulan saja kegiatan ekonomi sosial dibuka kembali.
Padahal kata Budi China belum melakukan penyuntikan vaksin terhadap warganya.
Baca Juga: Dokter Ungkap Manfaat Vaksin, Mampu Lindungi Tubuh Anak Melawan Kuman
"Dia (china) bangkit tanpa ada vaksin," katanya.