Ekonomi RI di 2021 Ditaksir Hanya Tumbuh 3 Persen

Selasa, 24 November 2020 | 08:30 WIB
Ekonomi RI di 2021 Ditaksir Hanya Tumbuh 3 Persen
Ilustrasi Pemulihan Ekonomi Nasional (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perekonomian Indonesia tahun depan yang digadang-gadang pemerintah bisa tumbuh di angka 5 persen diprediksi akan sulit tercapai, karena pandemi virus corona atau Covid-19 belum tentu selesai.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengungkapkan tahun 2021 ekonomi Indonesia paling maksimal tumbuh hanya 3 persen.

Banyak faktor kata Tauhid yang menyebabkan pertumbuhannya hanya 3 persen, salah satunya adalah konsumsi kelas menengah atas yang masih cukup rendah.

"Tahun depan perekonomian hanya akan tumbuh 3 persen, karena kelompok menengah atas belanjanya masih tertahan akibat pandemi," kata Tauhid dalam sebuah diskusi bertajuk 'Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021' secara virtual, ditulis Selasa (24/11/2020).

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Harus Fokus Pada Keberlanjutan

Tauhid menjabarkan, selama pandemi Covid-19, jumlah tabungan masyarakat kelas menengah ke atas di perbankan tumbuh pesat sedangkan jumlah kredit turun, ini mengindikasikan bahwa belanja kelompok menengah atas masih jauh dari harapan.

Dimana kata Tauhid pertumbuhan kredit pada tahun depan hanya akan berkisar 5 sampai 6 persen, dimana sebelum adanya pandemi pertumbuhan kredit selalu double digit.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) mengumumkan pertumbuhan kredit bank hanya sebesar 0,12 persen secara bulanan pada September 2020. Sebaliknya, laju Dana Pihak Ketiga (DPK) melejit ke 12,88 persen pada bulan yang sama.

BI mencatat pertumbuhan kredit bank terus melambat dari bulan ke bulan. Pada September kemarin merupakan titik terendah laju kredit bank tahun ini. Sebelumnya, pertumbuhan kredit berada di kisaran 1,04 persen pada Agustus 2020.

"Wajar juga dengan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan 25 BPS menjadi 3,75 persen ini untuk mengantisipasi penurunan laju kredit perbankan," ucapnya.

Baca Juga: Jokowi: Strategi Keseimbangan Soal Covid-19 dan Ekonomi Mulai Kelihatan

Sehingga kata dia faktor-faktor tersebut cukup menghantui pergerakan ekonomi pada tahun depan, dimana pertumbuhannya ditaksir hanya bisa mencapai 3 persen.

"Sehingga kami melihat di tahun depan laju kredit turut masih menghantui pertumbuhan ekonomi yang belum normal,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI