Suara.com - Dalam rangkaian acara pertemuan tahunan negara-negara G20 yang dilakukan secara virtual, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan potensi kenaikan bunga pinjaman di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
Sri Mulyani mengatakan hal tersebut tidak bisa dihindari karena kebutuhan anggaran setiap negara yang besar untuk melawan pandemi, tapi kata dia dampaknya bisa dimitigasi.
"Potensi naiknya borrowing cost (bunga pinjaman) maupun terjadinya crowding out (perebutan likuiditas) ini yang akan dimintakan oleh para pemimpin G20 dan seluruh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di dalam melihat dampak Covid-19 tersebut," kata Sri Mulyani dalam video teleconference, ditulis Senin (23/11/2020).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut hal ini sangatlah penting dilakukan karena hampir semua negara yang terdampak pandemi meningkatkan jumlah pinjaman mereka, demi menyelamatkan perekonomian masing-masing negara.
Baca Juga: Donald Trump Sempat-sempatnya Bermain Golf saat KTT G20 Arab Saudi
"Untuk melindungi masyarakat, sosial akan lapangan kerja dan juga untuk memulihkan ekonomi masing-masing negara dan kemudian menjadi pemulihan ekonomi global," ucapnya.
Sehingga lanjut Sri Mulyani stabilitas sistem keuangan menjadi satu hal yang penting agar tetap bisa mencegah potensi utang yang membengkak.
"Ini juga perlu diperhatikan mengenai stabilitas sistem keuangan karena ini akan menjadi salah satu isu yang harus diperhatikan di dalam forum ini," pungkasnya.