Ada lima pelanggan baru yang beralih menggunakan gas PGN seperti PT Krakatau Steel Tbk, PT Krakatau Wajatama, PT Krakatau POSCO, PT Indonesia Pos Chemtech Cosun Red dan PT Stollberg Samil Indonesia. Kelima perusahaan itu menyerap gas sebanyak 10-15 BBTUD.
Dengan penerapan harga gas industri tertentu oleh pemerintah tersebut, margin PGN dari bisnis gas bumi saat ini menjadi sekitar 2 dolar AS per mmbtu. Ini terjadi mengingat 61 persen dari penjualan gas PGN sebanyak 811 mmscfd sampai kuartal III 2020, dialokasikan untuk industri tertentu.
Analis pasar modal Fendi Susiyanto menilai kebijakan harga gas industri akan mempengaruhi fundamental bisnis PGN.
Ada tiga value driver Utama bagi PGN, yaitu (1) Efesiensi, (2) Peningkatan volume, (3) perubahan bisnis model yang lebih efektif. Dampak dari harga gas yang teregulasi itu membuat potensi pertumbuhan revenue dan EBITDA perseroan akan berbeda dibandingkan sebelumnya.
"Intinya tidak tepat jika melihat proyeksi PGAS hanya dari satu sisi yaitu harga yang teregulasi turun, tapi harus dilihat juga dari potensi meningkatnya volume penjualan dan efisiensi yang gencar dilakukan," ujar Fendi, pendiri Finvesol Consulting dalam analisanya di Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Lebih lanjut Fendi menjelaskan, sebagai perusahaan yang menguasai lebih dari 80 persen jaringan gas bumi di Indonesia, kinerja PGN akan menjadi semakin stabil.
Apalagi dengan harga gas yang lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar lain, seperti minyak bumi dan batubara, PGN memiliki ruang yang besar untuk meningkatkan volume gasnya.
"Fundamental bisnis PGN akan tetap solid dalam jangka panjang. Penguasaan infrastruktur gas bumi dan tren peningkatan kebutuhan industri terhadap energi yang efisien akan menguntungkan PGN," jelas Fendi, host Podcast Investasi OmFin Channel.
Selain pipa minyak Rokan yang diproyeksikan beroperasi Januari 2022, PGN juga tengah menyelesaikan proyek pipa gas dari Gresik ke Semarang.
Baca Juga: Arcandra Ingin Pembangunan Infrastruktur Migas Ciptakan Efek Multiplier
Pipa ini akan menyalurkan gas bumi diantaranya dari Lapangan Jambaran Tiung Biru di Bojonegoro untuk kebutuhan PLTGU Tambak Lorok, Semarang.