Suara.com - Bank BRI (BBRI) ikut berpartisipasi dalam perhelatan teknologi, Inovasi Indonesia Artificial Intelligence Summit 2020 (IIAIS 2020), yang diselenggarakan 10 - 13 November 2020 di Jakarta. Pameran produk inovasi berbasis kecerdasan buatan ini dilaksanakan menggunakan konsep pameran virtual, webinar series, dan poster sesion.
Acara yang diselenggarakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini merupakan ajang untuk menunjukkan kemampuan Indonesia dalam teknologi kecerdasan buatan.
Acara dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo, didampingi Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Permadi Soemantri Brojonegoro, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Hammam Riza. Kegiatan ini bertujuan untuk ajang bagi masyarakat berpartisipasi dalam mengembangkan teknologi artifisial dan menemukan inovasi-inovasi baru dalam bidang tersebut.
Pada kesempatan ini, BRI berkesempatan menunjukkan hasil inovasi dalam kecerdasan buatan. Dengan berbasis Big Data dan Artificial Intelligence (AI), BRI memperkenalkan BRIBrain, kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh BRI untuk menyimpan, memproses, dan mengkonsolidasikan segala informasi dari berbagai sumber.
Baca Juga: Cara Mudah Mengetahui Penerima BLT UMKM Rp 2,4 Juta di Bank BRI
“BRIBrain menjadi 'otak' bagi BRI dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat dan presisi untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan yang ditawarkan oleh aplikasi - aplikasi BRI, “ ungkap Direktur Digital, Teknologi Informasi, dan Operasi Bank BRI, Indra Utoyo.
Indra juga mengungkapkan, kehadiran BRI dalam acara ini merupakan bentuk dukungan Bank BRI bagi perkembangan inovasi dalam bidang kecerdasan artifisial, yang saat ini sangat dibutuhkan dalam memudahkan berbagai pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, sejumlah pakar dan tokoh nasional seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Data & Artificial Intelligence Specialist, Microsoft Indonesia Fiki Setiyono, dan pakar Artificial Intelligence Facebook, Yann LeCun, yang juga merupakan pionir dalam pengembangan teori Neural Network, khususnya dalam Deep Learning AI, juga ikut memberikan pemaparan kepada para partisipan.
Peserta virtual ekspo IIAIS tahun ini terdiri dari sejumlah lembaga pemerintah, seperti KPK, Kemdikbud, Kemenperin, BPS, Kemenkominfo, Kementerian PAN-RB, dan BPPT. Selain itu, sejumlah perguruan tinggi negeri, start-up, dan berbagai asosiasi lainnya juga ikut berpartisipasi.
BRIBrain sendiri merupakan sistem kecerdasan buatan yang memiliki 4 keunggulan, yakni pertama, sistem penilaian BRILink (BRILink Score). Dengan BRIBrain, penilaian kelayakan calon Agen BRILink dilakukan secara praktis dan realtime.
Baca Juga: Asiamoney : Bank BRI Berada di Garis Depan Pemulihan Ekonomi saat Covid-19
Kedua, BRIBrain membuat proses penilaian kredit (Credit Scoring) menjadi lebih akurat. Pendekatan machine learning membuat kelayakan kredit calon debitur menjadi lebih cepat, minim resiko, sehingga persetujuan, dan pencairan pinjaman pun dapat dilakukan secara instan, dan risiko kredit macet bisa diminimalisir.
Ketiga, BRIBrain membantu BRI memetakan profil nasabah secara tepat sehingga pendekatan komunikasi dengan nasabah menjadi cepat dan akurat (Customer Profiling Score). Keempat, BRIBrain membuat BRI lebih cepat menemukan potensi tindakan kejahatan perbankan, seperti penipuan atau fraud yang dapat menimpa nasabah atau perseroan (Fraud Score).
BRIBrain dapat menemukan anomali dan tindak kejahatan pada transaksi dengan cepat.
"Kehadiran BRIBrain akan memudahkan pengambilan keputusan bisnis dengan tingkat risiko terukur dan memberikan input informasi yang lebih luas lagi dalam proses pengelolaan bisnis yang prudent, secure, dan dapat diandalkan. Pada ujungnya, dapat meningkatkan kepecayaan nasabah dan stakeholder kepada BRI,“ tambah Indra.