Suara.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengakui, penurunan suku bunga kredit perbankan masih lambat. Padahal, dirinya telah menurunkan suku bunga acuan hingga 4 persen.
Menurut Perry, lambatnya penurunan suku bunga kredit perbankan tak lain karena adanya persepsi risiko kredit yang meningkat di tengah pandemi covid-19.
"Yang masih turunnya lambat suku bunga kredit, beberapa berkaitan dengan persepsi risiko perbankan sebab penurunan suku bunga kedit lambat, -0,59 persen," ujar Perry dalam rapat dengan Komisi XI secara virtual, Kamis (12/11/2020).
Namun demikian, tutur Perry, kondisi itu berbanding terbalik dengan suku bunga lainnya.
Baca Juga: Ruang Terbuka Indonesia, Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Acuan
Ia mengungkapkan, turunnya suku bunga acuan diikuti oleh penurunan suku bunga pasar uang dari periode Juli 2019 - Oktober 2020 turun 252 basis poin.
"Demikian juga suku bunga deposito perbankan yang ikut turun 165 basis poin," ucap Perry.
Dalam hal ini, Perry bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bakal fokus meningkatkan kredit perbankan.
Sebab, tambahnya, pada Oktober ini kredit perbankan hanya tumbuh 0,12 persen.
Salah satu caranya, dengan menyelaraskan suplai dan permintaan pasar dalam mengambil kredit perbankan.
Baca Juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan pada Level 4.0 Persen
"Stimulus penurunan suku bunga juga diikuti pasar obligasi maupun saham, sehingga keseluruhan, dengan perkembangan ini transmisi berjalan kecuali untuk kredit yang jadi fokus KSSK bersama mendorong pertumbuhan ekonomi," kata dia memungkasi.