Suara.com - Perekonomian Indonesia resmi masuk jurang resesi di kuartal III 2020 lantaran pertumbuhannya minus 3,49 persen dan kuartal II sebelumnya minus 5,32 persen.
Resesi berdampak pada sektor ketenagakerjaan. Baru-baru ini, pabrik sepatu di Tangerang terpaksa merumahkan 1.800 pekerja karena perusahaan sudah tidak sanggup lagi menahan tekanan berat akibat pandemi corona.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan pemerintah sudah sekuat tenaga membantu agar mesin industri tetap berjalan, meski dihantam pandemi.
"Kami telah banyak melakukan upaya strategis agar pemutusan hubungan kerja tidak meluas di sektor industri," kata Agus.
Baca Juga: Ribuan Karyawan Inul Vizta di Jakarta Di-PHK, Inul Tak Kuat Tombok Gaji
Agus mengatakan selama ini pemerintah sudah aktif mengawal realisasi penanaman modal dari sektor industri. Pasalnya, hal ini akan membawa dampak luas bagi perekonomian nasional, di antaranya adalah penguatan struktur manufaktur di dalam negeri sehingga memacu daya saing hingga kancah global.
"Selain itu, multiplier effect lain dari investasi sektor industri yang masuk adalah penyerapan tenaga kerja yang banyak. Jadi, artinya investasi merupakan salah satu kunci untuk mencegah PHK," kata dia.
Kemenperin mencatat, sepanjang Januari-September 2020, sektor industri menggelontorkan dananya di Indonesia mencapai Rp201,9 triliun atau berkontribusi 33 persen dari total nilai investasi nasional sebesar Rp611,6 triliun. Penanaman modal di sektor industri pada sembilan bulan tersebut meningkat apabila dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 sekitar Rp147,3 triliun.
Adapun subsektor yang memberikan sumbangsih terbesar pada devisa selama Januari-September 2020, yakni investasi dari industri logam, mesin dan elektronik yang menembus Rp77,8 triliun. Berikutnya, industri makanan sebesar Rp40,5 triliun serta industri kimia dan farmasi berkisar Rp35,6 triliun.
Menperin optimistis resiliensi sektor industri manufaktur di Indonesia masih cukup kuat dan tinggi saat menghadapi adaptasi kebiasaan baru. Hal ini tercermin dari semangat berbagai perusahaan yang banyak mengajukan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri kepada Kemenperin.
Baca Juga: 37 Ribu Buruh di Tangerang Kena PHK Sejak Awal Pandemi Hingga Kini
"Selain itu, terlihat dari Purchasing Managers Index yang menunjukkan confidence para manajer di sektor industri dalam melakukan pembelian bahan baku," kata dia.
Hasil survei yang dirilis oleh IHS Markit, PMI manufaktur Indonesia bulan Oktober menembus level 47,8 atau naik dibanding capaian pada September yang menempati posisi 47,2.
"Angka PMI sudah positif jika dibandingkan ketika Covid-19 mulai masuk ke Indonesia pada Februari-Maret. Jadi, sektor industri kini berada dalam fase menggeliat," ujar Agus.
Kemenperin berkomitmen untuk aktif mendorong percepatan upaya pemulihan ekonomi nasional, termasuk memacu PMI masuk ke angka 50 yang menandakan status industri pada tahap ekspansif.
"Kami yakin masa penyembuhan sektor manufaktur akan semakin cepat. Indikatornya terlihat dari penjualan mobil, sepeda motor dan semen yang naik tajam pada kuartal III-2020 bila dibandingkan kuartal sebelumnya," kata dia.