Indef Apresisasi Pertumbuhan Sektor Pertanian 2020 yang Tumbuh 2,15%

Sabtu, 07 November 2020 | 13:10 WIB
Indef Apresisasi Pertumbuhan Sektor Pertanian 2020 yang Tumbuh 2,15%
Mentan, Syahrul Yasin Limpo. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pertumbuhan sektor pertanian nasional di kuartal III 2020, yang mencapai 2,15 persen, diapresiasi Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Tauhid. Pemerintah diminta juga membenahi dan memperbaiki kondisi kontraksi pada sub sektor peternakan dan perikanan yang turun, akibat melemahnya permintaan sektor hotel, restoran dan rumah makan.

"Saya kira, ini hal yang sangat positif di tengah sektor-sektor lainnya tumbuh negatif, meskipun belum normal sepenuhnya," ujar Tauhid, Jakarta, Sabtu (7/11/2020).

Ia menambahkan, semua capian positif ini, jika dilihat secara tahunan (y on y) maupun secara kuartalan (q to q) selalu didukung oleh banyaknya permintaan kebutuhan pada komoditas hortikultura dan perkebunan, baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor.

"Sektor pertanian selalu didukung permintaan yang lebih stabil, terutama pada komoditas hortikultura dan perkebunan, baik pasar dalam negeri maupun ekspor," katanya.

Baca Juga: Produksi Pertanian Meningkat, IPB Puji Kinerja Kementan

"Yang jelas perlu upaya kerja keras lagi, mengingat triwulan II tahun 2020 pertumbuhan y on y sudah 2,19 persen. Kontribusi, khususnya dari subsektor tanaman pangan, yang meskipun tetap positif di tengah panen raya kedua tanaman padi namun mengalami gejala penurunan permintaan seiring melemahnya daya beli," katanya.

Menyambung yang disampaikan Ahmad Tauhid, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan, panen raya padi kedua yang masih berlangsung di sejumlah daerah dan merupakan kontribusi utama atas tumbuhnya sektor pertanian di kuartal III. Selain itu, ada juga pertumbuhan pada subsektor hortikultura yang dibarengi dengan peningkatan permintaan buah dan sayur.

"Dari perkebunan ada komoditas kakao, karet, cengkeh, tembakau yang berkontribusi. Pertumbuhan ini juga dipicu oleh serapan KUR pertanian yang terus berjalan dengan baik," katanya.

Di samping itu, lanjut Kuntoro, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, nilai ekspor pertanian pada periode Januari-September 2020 mencapai 2,82 miliar dolar AS,  atau meningkat sebesar 9,7 persen jika dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya 2,57 miliar dolar AS.

"Untuk nilai ekspor olahan pertanian pada periode yang sama juga meningkat sebesar 18,47 miliar dolar AS, atau 5,97 persen jika dibanding tahun lalu yang hanya 17,43 miliar dolar AS," katanya.

Baca Juga: Optimalkan Pertanian, Kementan Tingkatkan Ekspor dalam 4 Tahun ke Depan

Kuntoro mengatakan, peningkatan yang terjadi juga memiliki dampak besar pada naikknya Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Juni-September, masing-masing sebesar 101,66 dan 101,74, dimana angka keduanya lebih besar dari 100.

Dengan angka tersebut, Kuntoro memastikan bahwa Kementan mampu memenuhi kebutuhan beras hingga akhir tahun mendatang. Kondisi ini dapat terlihat dari jumlah produksi beras Januari-September tahun 2020 yang mencapai 26,06 juta ton.

"Bahkan menurut rilis BPS diperkirakan sampai akhir Desember 2020 produksi beras akan mencapai 31,63 juta ton atau meningkat lebih dari 1 persen jika dibanding tahun sebelumnya. Dengan angka produksi tersebut maka akan ada stok di akhir tahun sebesar 7,4 juta ton," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI