Suara.com - Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Budi Hikmat mengatakan, saat ini aliran modal asing atau capital inflow yang masuk ke Indonesia tertahan karena adanya hajatan Pemilihan Umum di Amerika Serikat (AS).
"Aliran modal asing masih tertahan untuk masuk ke negara-negara berkembang, seperti Indonesia, sebab menunggu hasil pilpres di Amerika Serikat (AS)," kata Budi dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (6/11/2020).
Budi menilai kemenangan Biden cenderung positif bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebab kebijakan presiden Trump yang ‘ultra-populis’ selama ini cenderung membuat perekonomian dunia kurang imbang namun berisiko memicu gejolak yang lebih kompleks di masa yang akan datang.
Pemotongan pajak korporasi yang lebih berpihak kepada kelompok ekonomi atas, telah menyebabkan perekonomian AS relatif paling kuat dibandingkan negara lain.
Baca Juga: Didorong Modal Asing, Bos BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Masih Terkendali
Sementara stimulus moneter berupa penurunan suku bunga dan penggelontoran likuiditas telah memicu kenaikan harga saham di Amerika Serikat. Hal ini ternyata sekaligus menyebabkan investor enggan masuk ke negara berkembang
Selain hasil pilpres AS, market juga menanti solusi penanganan dari wabah COVID-19 dimana saat ini Eropa tengah mengalami gelombang kedua (second wave).
Kendati melihat peluang keuntungan di pasar saham sekira Biden menang, Budi mengingatkan investor untuk siaga menyikapi volatilitas terutama yang bersumber dari nilai tukar.
Sejauh ini investor asing menyukai SBN Indonesia dalam mata uang asing yang relatif aman terhadap risiko nilai tukar.
Posisi kepemilikan investor asing dalam SBN tercatat sebesar Rp 952 triliun. Angka ini sudah naik dari posisi terendah Rp 917 triliun namun masih belum kembali melampaui posisi pre-COVID Rp 1.090 triliun.
Baca Juga: Aliran Modal Asing Masuk Rp 7 Triliun, Kepercayaan Asing Mulai Pulih?