Selanjutnya, pria kelahiran Solo 26 Agustus 1964 silam ini menempati posisi Wakil Dekan Akademik Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB pada 2011-2014.
Arifin Tasrif mengatakan, bahwa tantangan Tutuka menjadi Dirjen Migas tidaklah mudah karena banyaknya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam sektor energi ini.
"Tantangan yang akan saudara hadapi saat ini dan kedepan tidaklah mudah, apalagi saat ini sedang berupaya bangkit untuk memulihkan ekonomi kita akibat pandemi Covid-19," kata Arifin.
Arifin berharap kehadiran Tutuka dalam keluarga besar Kementerian ESDM dapat membantu dirinya untuk menyelesaikan segala masalah yang terjadi dalam sektor energi minyak dan gas.
"Saya berharap Dirjen Migas yang baru untuk dapat membantu saya dalam mewujudkan program prioritas strategis, seperti pemenuhan target lifting minyak bumi 1 juta barel," katanya.
Selain itu pekerjaan yang tak kalah penting kata Arifin yang harus segera diselesaikan Tutuka adalah pengurangan impor BBM dan LPG untuk meringankan beban devisa negara.
"Kita harus mengupayakan pengurangan impor BBM dan LPG, terus mendorong pembangunan infrastruktur jaringan kilang dan gas," ucapnya.
Yang terakhir kata Arifin adalah menyelesaikan masalah harga gas bumi bagi sektor industri, sehingga bisa berdaya saing dengan negara lain.
Baca Juga: Terkontraksi Akibat Wabah, Industri Hulu Migas Butuh Keberlangsungan