Untuk mempercepat transformasi digital, Johnny menyatakan, pihaknya memprioritaskan empat strategi, yakni penguatan infrastruktur digital, adopsi teknologi pendukung, pengembangan talenta digital, dan pembentukan hukum yang tepat untuk melengkapi regulasi primer.
"Strategi ini saling berhubungan dan sama pentingnya dalam upaya Indonesia untuk membangun infrastruktur digital di Indonesia," jelasnya.
Dalam pertemuan virtual itu, Johnny menyatakan, pemerintah Indonesia menggunakan serat optik untuk meningkatkan konektivitas digital hingga kebijakan meluncurkan High-Throughput Satelit SATRIA-1. Satelit multifungsi itu digunakan untuk melengkapi jaringan kabel serat optik yang sudah terbangun.
"Untuk jaringan inti Indonesia, kami telah meluncurkan lebih dari 348 ribu kilometer kabel serat optik darat dan bawah laut, termasuk 12.148 kilometer di bawah jaringan tulang punggung serat optik nasional Palapa Ring oleh Kementerian Kominfo," tuturnya.
Johnny menyatakan, pemerintah Indonesia memperhatikan pembangunan lapisan terakhir untuk memastikan bahwa layanan internet menjangkau seluruh masyarakat.
"Layer terakhir krusial untuk memastikan layanan internet secara efisien dan inklusif menjangkau pengguna akhir. Kami akan terus mengembangkan infrastruktur TIK di seluruh Nusantara untuk memenuhi permintaan TIK yang terus meningkat," paparnya.
Secara rinci, Johnny memaparkan, jaringan internet cepat yang telah dibangun di Indonesia. Jaringan itu ditopang dengan kombinasi kabel serat optik, microwave dan satelit HTS.
"Kami menghubungkan kota-kota dengan deployment jaringan fiber dan microwave, serta menggunakan 5 satelit nasional, dan 4 satelit asing yang disewa. Indonesia telah membangun lebih dari 533 ribu BTS untuk mengirimkan jaringan broadband seluler ke penerima," jelasnya.
Johnny juga menegaskan, pemerintah Indonesia berencana meluncurkan High-Throughput Satellite SATRIA-1 pada kuartal ketiga tahun 2023.
Baca Juga: Apresiasi Karya Jurnalis saat Pandemi Covid-19, Kominfo Gelar AJK 2020
"Kami berharap, proyek ini dapat menyediakan akses internet di 150 ribu titik akses publik, dari total 501 ribu titik akses publik di seluruh Nusantara. Satelit ini akan memiliki total kapasitas 150 Gbps yang akan tiga kali lebih besar dari 9 satelit yang ada di orbit Indonesia," tuturnya.