Suara.com - Pakar Brand Marketing Yuswohady melihat, konsumen Indonesia tak akan terpengaruh banyak terkait seruan boikot produk-produk asal Prancis.
Menurutnya, konsumen Indonesia mayoritas akan tetap membeli atau menggunakan produk-produk asal Perancis.
Sebab, menurut risetnya, konsumen Indonesia terbagi atas tiga segmen, konformis, universalis, dan rasional.
Ia menjelaskan, segmen konformis lebih mengedepankan Islam dalam mencari produk. Sedangkan, universalis tetap mengedepankan Islam tapi tetap harus mendapatkan benefit dari produk itu.
Baca Juga: Ustaz Somad Serukan Boikot Produk Prancis dan Putus Hubungan Diplomatik
Sementara, rasionalis lebih tak melihat dari sisi agama dalam memilih produk untuk konsumsi.
"Konsumen Indonesia itu lebih rasionalis dan universalis, yang konformis cuma 20 persen. Ada apatis kecil cuma 15 persen, sisanya 60-70 persen itu kelompok universalis dan rasionalis. Sehingga ada seruan boikot, kecenderungannya engga, engga banyak pengaruh," ucap Yuswohady saat dihubungi Suara.com, Kamis (5/11/2020).
Selain itu, tutur Yuswohady, seruan boikot ini tak dilontarkan oleh orang yang berpengaruh di Indonesia seperti Presiden Joko Widodo.
Sehingga, seruan boikot itu kurang mengena terhadap konsumen Indonesia.
"Saya kok melihatnya gini, yang bukan mengusulkan bukan Jokowi, artinya jauh di sana, artinya sifat nendangnya kurang," katanya.
Baca Juga: Sebelum Boikot Produk, Pakai Logika Supaya Tak Terlihat Aneh
Pria yang akrab disapa Siwo ini menambahkan, isu seruan boikot produk-produk ini juga tak bertahan lama.
Setelah, adanya permintaan maaf dan itikad baik dari Presiden Perancis Emmanuel Macron, kondisinya akan kembali seperti sediakala.
"Saya kira kalau isunya mereda, sebulan lagi sudah lupa. Saya kesimpulan ajakan ini engga terlalu impact full pakai brand Prancis. Cuma segmen konformis mungkin ada pengaruh," pungkas dia.