Suara.com - Bank BJB melakukan aksi korporasi dengan menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) II Tahap II 2020 senilai Rp 500 miliar. Penerbitan subdebt ini merupakan langkah lanjutan dari Penawaran Umum Berkelanjutan II (PUB II) Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II di Tahun 2020, yang dilakukan perseroan.
Dalam penawaran kali ini, Bank BJB menerbitkan emisi melalui dua seri, yaitu Seri A (5 tahun) dan Seri B (7 tahun). Bank BJB bakal memberikan bunga obligasi 8,5 persen per tahun untuk subdebt Seri A dan 9 persen untuk Seri B, dimana pembayaran dilakukan per triwulan sejak tanggal pelepasan emisi.
Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi mengatakan, penghimpunan dana publik dilakukan untuk mengakselerasi bisnis dengan memperkuat struktur permodalan. Dana yang terkumpul akan diperhitungkan sebagai modal pelengkap dalam rangka ekspansi kredit serta peningkatan komposisi struktur perhimpunan dana jangka panjang.
"Aksi korporasi ini sepenuhnya dilaksanakan atas dasar pertimbangan strategi ekspansi. penghimpunan dana publik dilakukan untuk mengakselerasi bisnis harus mengambil langkah-langkah strategis agar dapat bergerak secara efisien untuk memanfaatkan momentum dan kesempatan, demi kepentingan pertumbuhan dan perluasan jangkauan usaha perseroan," kata Yuddy.
Baca Juga: Korupsi Proyek, KPK Periksa Mantan Pimpinan Bank BJB Banjar hingga Eks DPRD
Berdasarkan data prospektus, masa penawaran umum akan dilakukan pada 10-12 November 2020, sedangkan tanggal penjatahan pada 13 November. Sementara distribusi obligasi subordinasi secara elektronik akan dilakukan 17 November, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) 18 November.
Penerbitan Tahap II ini merupakan lanjutan Tahap I di mana perseroan telah melepaskan emisi obligasi subordinasi Rp 500 miliar pada Triwulan I tahun 2020.
Dalam pelaksanaan aksi korporasi ini, penghimpunan dana publik dilakukan untuk mengakselerasi bisnis menunjuk empat perusahaan penjamin pelaksana emisi, yakni Mandiri Sekuritas, CIMB Sekuritas Indonesia, RHB Sekuritas Indonesia dan Trimegah Sekuritas Indonesia. Selain itu, Bank BTN ditunjuk sebagai Wali Amanat dalam penerbitan instrumen tersebut.
Kondisi kinerja yang kinclong membuat perseroan optimis target dana bisa terserap seluruhnya. Sebelumnya, seluruh penawaran obligasi dan obligasi subordinasi yang diterbitkan perseroan hingga tahun 2019 lalu selalu terserap seluruhnya.
Kondisi fundamental perusahaan yang menjanjikan membuat Bank BJB memiliki nilai lebih di mata investor obligasi. Selain itu, rating perseroan yang memiliki predikat idAA- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) membuat Bank BJB semakin percaya diri.
Baca Juga: Bank BJB Dinobatkan Sebagai Peraih Penghargaan Top GRC 2020
Lewat aksi korporasi ini, Bank BJB semakin optimis untuk dapat meningkatkan kinerja bisnis, baik pada penutupan tahun 2020, maupun menyongsong geliat kebangkitan ekonomi yang sempat melesu setelah dihantam badai krisis akibat pandemi Covid-19 pada 2021 mendatang.
Dari segi kinerja, Bank BJB menunjukkan pencapaian relatif sangat baik hingga memasuki seperempat akhir tahun 2020. Di tengah tantangan berat pandemi, Bank BJB masih sanggup mencatatkan kurva pertumbuhan positif dalam sejumlah indikator bisnis utama.
Berdasarkan catatan pembukuan Triwulan III 2020, Bank BJB secara konsolidasi berhasil memperoleh laba bersih Rp 1,2 triliun selama paruh ketiga tahun 2020 atau tumbuh sebesar 5,9 persen year-on-year (y-o-y).
Pertumbuhan laba tersebut dihasilkan dari total nilai aset Bank BJB yang juga tumbuh sebesar 19,4 persen y-o-y menjadi Rp147,6 triliun.
Penyaluran kredit yang menjadi salah satu penopang pada Triwulan III 2020 tumbuh 8,7 persen y-o-y, dengan nilai total Rp 94,6 triliun. Jumlah pertumbuhan total kredit yang ditorehkan Bank BJB berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional sebesar 1,24 persen per Agustus 2020.
Sejalan dengan itu, Bank BJB mencatatkan kontribusi positif dalam mendorong berbagai upaya pemulihan ekonomi yang diinisiasi pemerintah. Hingga 13 Oktober 2020, Bank BJB sudah berhasil mengalirkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp5,3 triliun.
Angka ini telah melampaui target leverage dua kali lipat dana PEN yang dititipkan Kementerian Keuangan kepada bank bjb sebesar Rp 2,5 triliun.
Kinerja memuaskan ini tidak bisa dilepaskan dari strategi ulung perseroan yang fokus berinvestasi pada pengembangan infrastruktur digital sejak awal tahun. Digitalisasi layanan perbankan ini meliputi pembaruan pada rumah aplikasi mobile banking BJB DIGI, penyertaan teknologi QRIS, dan kelahiran uang elektronik perseroan BJB DigiCash.
Langkah digitalisasi ini membuahkan hasil amat positif saat situasi pandemi Covid-19, dimana transaksi digital Bank BJB sanggup menggenjot perolehan fee based income yang diproyeksikan bakal tumbuh di kisaran 35 persen - 40 persen secara tahunan. Perseroan juga memastikan penetrasi digitalisasi akan terus digembleng dengan menginvestasikan sumber daya untuk akselerasi digitalisasi.