Tarik Generasi Milenial, Kementan Ubah Image Bisnis Pertanian

Rabu, 04 November 2020 | 11:30 WIB
Tarik Generasi Milenial, Kementan Ubah Image Bisnis Pertanian
Presiden Joko Widodo tinjau Food Estate di Sumatera Utara. (Dok : Kementan).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mengubah image pertanian tradisional yang selama ini melekat di kalangan masyarakat luas. Hal tersebut dilakukan agar generasi milenial tertarik untuk mengali potensi bisnis disektor tersebut.

Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi saat ini bisnis pertanian bisa menghasilkan pendapatan yang besar.

"Pertanian sekarang itu tidak identik dengan kotor dan kumuh. Justru pertanian sekarang itu adalah sebuah bisnis yang mampu menghasilkan pendapatan besar. Mari kita optimalkan," ujarnya Selasa (3/11/2020).

Menurut Dedi, minat generasi milenial pada sektor pertanian harus tumbuh secara cepat, karena saat ini sudah menggunakan teknologi dan mekanisasi berbasis 4.0, dimana pertanian Indonesia sudah jauh lebih maju, terlebih semuanya diolah secara modern serta menggunakan digitalisasi.

Baca Juga: NTP Naik, Kementan Apresiasi Kerja Keras Petani

"Inovasi 4.0. ini ranahnya generasi milenial yang sangat terbuka dengan teknologi modern. Untuk itu kita lakukan pendampingan dengan cara meningkatkan ilmu pengetahuan mereka dari hulu hingga hilir," katanya.

Oleh karena itu, kata Dedi, melalui inovasi dari generasi milenial, produktivitas pertanian dapat meningkatkan secara signifikan sehingga pertanian bisa mandiri, berdaya saing, menjanjikan, bahkan bisa ekspor dan dengan sendirinya dapat mengurangi impor.

Sementara itu, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arief Satria mengatakan bahwa saat ini ada sekitar 69 persen generasi milenial yang memastikan diri ingin memiliki bisnis sendiri. Karena itu, baik pemerintah maupun perguruan tinggi harus memfasikirasi bisnis mereka dengan bisnis pertanian.

"Yang paling menguntungkan adalah bisnis di sektor pertanian. Sampai seribu tahun lagi manusia membutuhkan makanan dan lewat pertanian inilah bahan pangan dapat dimiliki," karanya.

Menurut Arief, dengan menekuni bisnis pertanian, generasi milenial secara tidak langsung membantu para petani di pedesaan untuk membuka market place dalam menjual hasil panennya. "Pertanian Indonesia butuh motor penggerak dari generasi muda," katanya.

Baca Juga: Produksi Pertanian Meningkat, IPB Puji Kinerja Kementan

Sementara itu, seorang petani milenial yang juga founder Epitilu, Rizal Fareza mengatakan, untuk mendorong generasi muda tertarik menjadi petani, maka mekanisme yang harus ditempuh adalah menjadikan ekosistem pertanian jauh lebih menarik dengan cara berkolaborasi multi stakholder baik dengan goverment, pihak institusional, pihak komuniti dan pihak media.

"Yang paling sederhana kita harus lakukan contoh kongkret dulu dilapangan karena nanti ada impect dari masyarakat dan mereka dapat menilai sendiri. Sehingga lambat laun mereka bisa merasakan manfaat nya dan akhirnya tertarik terjun ke sektor pertanian," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI