Suara.com - Harga minyak dunia kembali naik lebih dari 2 persen karena pasar keuangan lainnya menguat didorong sentimen Pemilihan Umum (Pemilu) Amerika Serikat (AS) yang saat ini sedang berlangsung.
Tapi kenaikan harga ini dibatasi melonjaknya kasus virus corona di seluruh dunia memicu kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar minyak.
Mengutip CNBC, Rabu (4/11/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, melesat 84 sen, atau 2,2 persen menjadi 39,81 dollar AS per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), ditutup 85 sen, atau 2,3 persen, lebih tinggi menjadi 37,66 dollar AS per barel.
Baca Juga: Diduga Bagikan Minyak Goreng, Paslon Nomor 3 Pilkada Samarinda Dilaporkan
Setelah kampanye kepresidenan yang mengekspos kedalaman perpecahan politik di Amerika Serikat, rakyat melakukan pemungutan suara untuk memilih Donald Trump yang sedang menjabat atau penantang Joe Biden guna memimpin negara yang dilanda pandemi tersebut selama empat tahun ke depan.
"Pemilu mendominasi pasar hari ini. Minyak mentah naik. Prediksi secara umum tampaknya hasil akhirnya bisa keluar paling cepat besok (Rabu waktu setempat atau Kamis WIB)," kata Robert Yawger, Direktur Mizuho di New York.
Indeks utama pasar saham Wall Street semuanya diperdagangkan lebih tinggi, dengan S&P 500 melejit 1,8 persen.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), sementara itu merosot 0,6 persen terhadap sekeranjang mata uang karena spekulasi bahwa Biden akan menang.
Harga minyak, yang anjlok lebih dari 10 persen pekan lalu, mendapatkan sokongan minggu ini setelah anggota OPEC, Aljazair, mendukung penundaan rencana peningkatan produksi minyak OPEC Plus mulai Januari dan Menteri Energi Rusia menaikkan kemungkinan dengan perusahaan minyak negara itu untuk menghindari jatuhnya harga.
Baca Juga: Jelang Pemilu AS, Harga Minyak Dunia Naik 2 Persen