Industri Pembiayaan Masih Punya Ketahanan di Tengah Hantaman Pandemi

Senin, 02 November 2020 | 09:12 WIB
Industri Pembiayaan Masih Punya Ketahanan di Tengah Hantaman Pandemi
Ilustrasi pembiayaan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona atau Covid-19, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja industri multifinance atau pembiayaan tetap menunjukan kinerja pertumbuhan yang positif.

Dari catatan OJK pertumbuhannya 3 persen atau setara Rp 518 triliun. Kondisi ini membuktikan bahwa pelaku bisnis multifinance di tanah air, punya daya tahan tinggi.

"Ini jelas prestasi yang patut diapresiasi, meski juga kita tahu tantangan ke depan masih demikian berat," kata Komisaris Utama sekaligus founder Warta Ekonomi, Fadel Muhammad, dalam sambutannya saat membuka Indonesia Best Multifinance Award 2020, ditulis Senin (2/11/2020).

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan era SBY ini berharap bahwa tahun depan ekonomi Indonesia sudah mulai normal kembali.

Baca Juga: Perusahaan Pembiayaan Nissan Didenda Akibat Tarik Mobil Secara Tidak Legal

"Kita berharap pada triwulan kedua tahun depan perekonomian sudah bisa tumbuh kembali sekitar 4,5 persen. Dari sini, kita semua juga butuh dukungan dari berbagai sektor industri, termasuk dari industri multifinance sebagai bounceback agar perekonomian bisa membaik kembali," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengaku optimis terhadap potensi dan kemampuan industri multifinance dapat bertahan menghadapi tekanan pandemi ini.

Suwandi menyatakan, berdasarkan catatan asosiasi per Agustus 2020, nilai piutang pembiayaan nasional minus 12,86 persen. Lalu, pembiayaan investasi yang juga berkontribusi cukup besar terhadap kinerja industri juga masih minus 12,24 persen.

Sedangkan, pembiayaan multiguna justru sedikit lebih besar penurunannya, yaitu tercatat mencapai 13,4 persen.

"Di lain pihak kita bisa melihat penjualan mobil dan motor secara nasional juga turun drastis, bahkan sempat menyentuh angka 10 persen dibanding nilai rata-rata normal sebelum pandemi. Sedangkan kita tahu, mau tidak mau, faktanya industri pembiayaan kita sebesar 65 persen masih bergantung pada penjualan kendaraan bermotor," ujar Suwandi.

Baca Juga: Klarifikasi: Pembiayaan Perawatan Pasien Covid-19 Ditanggung Pemerintah

Namun demikian, Suwandi menegaskan, para pelaku industri multifinance nasional masih tetap optimistis dalam melihat peluang perbaikan pada 2021.

Sebagaimana disampaikan kalangan ekonom, diperkirakan bahwa pada tahun depan perekonomian nasional sudah akan mampu tumbuh sekitar 4,5 persen hingga 5 persen.

Dari asumsi tersebut, kinerja industri multifinance disebut Suwandi masih bisa diharapkan untuk juga tumbuh sekitar enam hingga tujuh persen di sepanjang tahun 2021.

"Kami sepenuhnya yakin bahwa bagaimana pun juga kondisi ini harus kita lalui dan hadapi bersama. Kami dari asosiasi juga yakin bahwa perusahaan-perusahaan pembiayaan dengan pertumbuhan kinerja yang sehat akan terus hadir di masyarakat dan turut mengambil peran agar perekonomian nasional dapat terus berjalan semakin baik," tutur Suwandi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI