Hari Pangan Sedunia, Petani Muda Ajak Milenial Tekuni Urban Farming

Minggu, 01 November 2020 | 16:58 WIB
Hari Pangan Sedunia, Petani Muda Ajak Milenial Tekuni Urban Farming
Mentan, Syahrul Yasin Limpo. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam diskusi Hari Pangan Dunia 2020, yang bertajuk Food Heroes Day, petani muda sekaligus pendiri Kebun Belajar Kumara, Siti Soraya Cassandra, mengajak milenial Indonesia untuk menekuni perkebunan kota (urban farming). Bagi Sandra, begitu ia disapa, berkebun berarti mendekatkan diri pada makanan sehat dan menaruh sikap empati terhadap petani sebagai pahlawan pangan.

"Dengan berkebun, maka kita adalah orang yang sadar untuk menaruh empati terhadap perjuangan para ptani. Berkebun juga membuat kita bisa memilah makanan yang sehat untuk kita konsumsi sehari-hari," katanya, Tangerang, Sabtu (31/10/2020).

Menurutnya, berkebun adalah satu-satunya cara bagi manusia agar selalu hidup berdampingan dengan alam. Cara ini sebenarnya sudah mengakar dalam budaya Indonesia.

Mentan, Syahrul Yasin Limpo. (Dok : Kementan)
Mentan, Syahrul Yasin Limpo. (Dok : Kementan)

Apalagi sejak dulu orang Indonesia sudah sering diajarkan menjaga lingkungan oleh para orangtua maupun guru dalam kurikulum pelajaran IPA dan IPS.

Baca Juga: Kementan : UU Ciptaker Memiliki Peran Strategis Sejahterakan Petani

"Kedekatan manusia dengan alam adalah sesuatu yang sangat berakar di Nusantara. Bahkan dari dulu, orangtua kita selalu mengajarkan untuk merawat alam. Itulah kenapa kita jadikan kebun sebagai sebuah gerakan. Kita ingin semua orang kembali pada budaya kita yang dulu, yaitu berkebun," katanya.

Terkait hal itu, Sandra mencontohkan, saat ini Kebun Kumara mampu memenuhi kebutuhan dapur dan asupan serat sayur dari sebuah lahan sempit, di tengah pesatnya pembangunan Kota Tangerang.

Mentan, Syahrul Yasin Limpo. (Dok : Kementan)
Mentan, Syahrul Yasin Limpo. (Dok : Kementan)

"Bahkan kita bisa jadikan lahan ini sebagai area belajar bagi semua orang yang ingin berkebun di rumahnya masing-masing. Saya percaya, berkebun itu mendekatkan diri pada makanan sehat. Kita bisa menanam beragam jenis tanaman sehat untuk daya tahan tubuh kita sendiri," katanya.

Pada kesempatan itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri mendukung gerakan berkebun untuk memenuhi asupan gizi sehat masyarakat Indonesia.

Menurutnya, Kementan sudah memiliki program pekarangan pangan lestari (family farming) sebagai gerakan bersama dalam meningkatkan kebutuhan pangan keluarga secara swadaya. Gerakan ini merupakan gagasan besar Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo untuk mendukung kemandirian pangan nasional.

Baca Juga: Jadi Pendorong Ekspor, Kementan Terus Kembangkan Talas Beneng

"Intinya, setiap keluarga bisa mensubstitusi kebutuhan pangannya. Masyarakat bisa membangun kebun keluarga dengan memanfaatkan lahan kosong dan pekarangan rumah," katanya.

Kuntoro menjelaskan, konsep family farming juga bisa menghasilkan bahan baku pangan tradisional sebagai bagian budaya masyarakat Nusantara. Bahan-bahan hasil panen lokal bisa diolah menjadi aneka kuliner khas Nusantara dan diversifikasi pangan nonberas.

Mentan, Syahrul Yasin Limpo. (Dok : Kementan)
Mentan, Syahrul Yasin Limpo. (Dok : Kementan)

"Makanan berbahan dasar sagu, jagung, umbi-umbian dan sayur-mayur adalah bahan dasar, yang sejak dulu banyak dijadikan sajian istimewa di peringatan hari besar. Jadi selalu ada hidangan pangan tradisional yang khas untuk disantap bersama keluarga saat momen tertentu," katanya.

Sebagai catatan, setiap hari pangan dunia, FAO selalu mengadakan kampanye. Kali ini melalui webinar Food Heroes Day. Acara ini menghadirkan para pahlawan pangan seperti petani, peternak dan penggerak komonitas.

Acara ini dibuat dengan tujuan untuk merefleksikan hal-hal yang sangat mendasar namun sering dianggap remeh dalam kehidupan, yakni pangan.

Mentan, dalam sambutannya untuk Hari Pangan Dunia Food Heroes Day, mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam pemenuhan pangan nasional. Menurutnya, tantangan pertanian di masa pandemi seperti saat ini memang tidak mudah, karena terjadi pelambatan ekonomi yang cukup signifikan.

Mentan, Syahrul Yasin Limpo. (Dok : Kementan)
Mentan, Syahrul Yasin Limpo. (Dok : Kementan)

Namun sektor pertanian harus bergerak cepat dan melaju pasti dalam memenuhi kebutuhan pangan lebih dari 200 juta jiwa.

"Kami memberikan penghormatan dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para pahlawan pangan, khususnya para petani. Tantangannya memang tidak mudah, tapi kita harus terus bergerak memberikan pangan kepada lebih dari 200 juta orang di Indonesia," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI