Daya Beli Masih Lemah, Pemkab Tuban Minta Kenaikan CHT Ditunda

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 30 Oktober 2020 | 14:07 WIB
Daya Beli Masih Lemah, Pemkab Tuban Minta Kenaikan CHT Ditunda
Ilustrasi daya beli melemah. (Kolase foto/Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban Jawa Timur mengatakan, rencana kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) sebaiknya ditunda. Hal ini terkait dengan daya beli masyarakat yang sangat melemah dan berpengaruh pada produksi rokok.

Bupati Tuban Fathul Huda mengatakan, apabila kenaikan cukai dilakukan di saat daya beli melemah, produksi rokok akan turun sehingga mempengaruhi tenaga kerja.

“Kalau produksi rokok turun, maka yang kita khawatirkan ada PHK dari perusahaan karena barangnya tidak laku. Ini akan jadi masalah tersendiri,” ujarnya, Jumat (30/10/2020).

Apalagi menurutnya, saat ini sangat sulit untuk mencari pekerjaan baru.

Baca Juga: Pola Inflasi Terganggu, Daya Beli Masyarakat Lemah di Tengah Imbas Covid-19

“Saya harap, kalau harus ada kenaikan cukai ya disesuaikan dengan angka inflasi, dan pendapatan cukainya dialokasikan untuk pembangunan,” ujarnya.

Sebagai salah satu daerah sentra tembakau, khususnya sektor Sigaret Kretek Tangan (SKT), Fathul khawatir para pekerja SKT di Tuban akan di-PHK.

Itulah sebabnya dia berharap pemerintah dapat melindungi industri rokok yang legal seperti SKT.

“Kita harus awasi jangan sampai ada rokok non cukai yang beredar,” katanya.

Ia mengatakan, kontribusi Cukai Hasil Tembakau di Kabupaten Tuban cukup baik.

Baca Juga: Efektivitas Penggunaan Insentif Pemerintah Tingkatkan Daya Beli Masyarakat

“Pendapatan daerah cukup bagus dan sasarannya juga cukup bagus,” ujarnya.

Disebutkannya pada 2020 sebesar Rp 24 miliar diterima Kabupaten Tuban dari cukai rokok dan dana tersebut dialokasikan kepada kesejahteraan masyarakat terutama petani tembakau.

Sebelumnya, Bupati Jombang Mundjidah Wahab menyatakan sektor padat karya seperti SKT perlu dilindungi sesuai aturan yang berlaku.

Hal ini dinilainya sebagai langkah penting untuk membantu tenaga kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

SKT banyak menyerap tenaga kerja di Jombang dan berperan penting dalam perekonomian masyarakat karena sebagian warga Jombang bekerja di industri padat karya tersebut.

Para pekerja di sektor ini juga tidak luput dari perhatian pemerintah daerah Jombang.

“Saya berharap agar pelinting rokok ini tetap dipekerjakan,” katanya.

Untuk itu industri SKT tetap perlu mendapat perhatian dari pemerintah terutama ketika terjadi tekanan ekonomi selama pandemi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI