Sumpah Pemuda, Petani Milenial: Kesejahteraan Pangan Dimulai dari Pertanian

Rabu, 28 Oktober 2020 | 10:55 WIB
Sumpah Pemuda, Petani Milenial: Kesejahteraan Pangan Dimulai dari Pertanian
Mentan, Syahrul Yasin Limpo. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sumpah Pemuda memiliki arti semangat besar, yang tidak boleh pudar oleh berbagai dinamika dan tantangan zaman, termasuk di masa pandemi Covid-19. Bagi bidang pertanian, momen ini bisa dijadikan waktu untuk menetapkan tonggak sejarah, yang menginspirasi masyarakat Indonesia untuk memulai kesejahteraan pangan.

Hal ini dikemukakan Nur Agis Aulia, seorang petani milenial sekaligus founder Jawara Farm, di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Ia mengungkapkan pendapatnya ini dalam rangka menyambut hari Sumpah Pemuda ke-92, yang jatuh pada 28 Oktober 2020.

"Harus menjadi tonggak sejarah, dimana masalah pangan harus tertanam di dalam benak pemuda," katanya, Banten, Rabu (28/10/2020).

Menurut Nur Agis, pertanian adalah sumber kehidupan utama yang tidak boleh di padamkan oleh berbagai keadaan. 

Baca Juga: Kementan : UU Ciptaker Memiliki Peran Strategis Sejahterakan Petani

Agis, begitu ia disapa mengatakan, hari Sumpah Pemuda dan sektor pertanian merupakan dua korelasi yang sama-sama tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selama pemuda dan pemudi Indonesia masih mengkonsumsi beras, sagu, buah, sayur dan kebutuhan gizi hewani, maka itu artinya, mereka masih butuh peranan petani dan peternak untuk memenuhi kecukupan makanan sehari-hari.

"Oleh karena itu, sudah selayaknya pemuda dan pemudi di seluruh Indonesia peduli pada sektor pertanian, dan semoga mereka bisa terlibat langsung dalam menyiapkan pangan terbaik untuk negeri. Selamat hari Sumpah Pemuda, semoga ini menjadi komitmen kita untuk berkontribusi dalam melahirkan kedaulatan pangan Indonesia. Merdeka!" katanya.

Mengomentari sektor pertanian sebagai sumber utama masyarakat Indonesia, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjelaskan,  tahun ini ada sekitar 33,4 juta petani yang bergerak di semua komoditas sektor pertanian. Angka tersebut jumlahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan jumlah petani pada tahun sebelumnya, yang mencaapi 34,58 juta.

Padahal, kata Mentan, selama pandemi Covid-19, sektor pertanian selalu menjadi andalan dan tulang punggung ekonomi bangsa. Oleh karena itu , regenerasi petani untuk menghadirkan petani baru yang berusia muda penting dilakukan sebagai bentuk antisipasi.

Baca Juga: Jadi Pendorong Ekspor, Kementan Terus Kembangkan Talas Beneng

"Pertanian sangat terbuka untuk semua usia. Semakin muda semakin kuat, semakin enerjik, semakin kritis, makin apik kerjanya. Pertanian dengan semangat baru harus diluncurkan, seperti membangun perilaku baru dan behaviour anak muda untuk mendapatkan pendapatan yang jauh lebih baik dari bidang pertanian," kata Syahrul.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menilai, peranan pemuda sangat penting, terutama dalam pembangunan pertanian ke depan. Menurut Dedi, pemuda adalah generasi masa kini yang wajib meneruskan perjuangan para petani Indonesia.

"Kami harapkan peran petani milenial ini bukan hanya menjadi duta, tetapi juga menginspirasi generasi lainnya untuk terjun ke sektor pertanian. Kita harus mengajak anak muda terjun ke pertanian dengan semangat inovasi yang mereka miliki. Negara besar seperti Amerika dan China saja bisa maju pertaniannya karena SDM-nya bangkit," tutupnya.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menambahkan, regenerasi petani merupakan kunci utama dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, Kuntoro beharap para pemuda mampu menjadi inspirasi bagi seluruh anak muda di Indonesia.

"Kita semua bisa menjadi pahlawan pangan. Dan saya kira dengan menjadi petani milenial kita bisa membantu ketahan pangan nasional," tutupnya.

Menurut Kuntoro, perubahan besar selalu diinisiasi oleh semangat anak muda. Karena itu, anak muda memiliki pola yang energi serta ide-ide baru untuk memecahkan permasalahan termasuk dalam dunia pertanian.

"Tonggak perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari apa yang sudah dilakukan para pemuda yang kita kenal dengan Sumpah Pemuda. Dari titik itulah kemudian perubahan-perubahan dimulai," katanya.

Disisi lain, kata Kuntoro, Kementan memiliki tanggung jawab besar dan perhatian khusus terhadap perkembangan generasi muda Indonesia. Salah satunya dengan menghadirkan teknologi dan mekanisasi pertanian yang selanjutnya dioprasikan oleh anak muda.

"Bagaimanapun, masa depan bangsa termasuk wajah pertanian Indonesia ke depan ada di tangan pemuda kita. Oleh karena itu, kementan terus berupaya melahirkan petani muda yang cakap dalam budidaya dan mumpuni dalam penguasaan teknologi," tutupnya.

Sedikit informasi, Sumpah Pemuda adalah suatu ikrar pemuda-pemudi Indonesia pada 28 Oktober 1928 yang mengaku bertumpah darah satu, bertanah air satu dan berbangsa satu. Ikrar tersebut merupakan hasil putusan Kongres Pemuda II yang digagas Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) tahun 1928.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI