Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan stabilitas sistem keuangan pada kuartal III-2020 tetap terjaga.
Hal itu terlihat juga dari perekonomian dalam negeri pada kuartal III-2020 yang mulai alami perbaikan.
"Indikator stabilitas sistem keuangan berada pada kondisi normal di tengah masih tingginya ketidakpastian sebagai dampak dari pandemi Covid-19," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (27/10/2020).
Sri Mulyani menjelaskan perbaikan ekonomi tersebut dilihat dari belanja pemerintah yang meningkat pada kuartal III, terutama untuk bantuan sosial dan pemberian dana ke UMKM.
Baca Juga: Ramalan Airlangga, Kuartal III Ekonomi Bisa Minus 3 Persen
"Selain itu, kinerja ekspor juga tunjukkan perbaikan terutama pada beberapa komoditas seperti besi baja, pulp dan waste paper serta tekstil dan produk tekstil. Yang ditopang dgn berlanjutnya permintaan global terutama yang bersumber dari AS dan Cina," kata dia.
Dari sisi inflasi masih diklaim masih level rendah yaitu sebesar 1,42 persen yoy.
Sedangkan, defisit transaksi berjalan juga diperkirakan rendah yang sebesae 8,03 miliar dolar AS.
"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2020 tetap tinggi, 135,2 miliar dolar AS meningkat dari 131,7 miliar dolar AS pada posisi Juni 2020. Nilai tukar kita cukup stabil didukung langkah-langkah stabilisasi BI. Pada kuartal III nilai tukar rupiah secara point to point alami depresiasi 4,2 persen," kata dia.
Namun demikian, kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia, dari sisi investasi masih menghadapi tekanan.
Baca Juga: Sri Mulyani ke Mahasiswa: Banyak Informasi APBN yang Sepotong-potong
"KSSK akan terus dukung pemulihan ekonomi yang mulai berjalan dengan kita bersama-sama akan memobilisasi seluruh instrumen kebijakan dan aspek regulasinya. Koordinasi kebijakan dari anggota KSSK akan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan baik dari sisi penawaran, maupun dari sisi permintaan dengan tetap jaga SSK," kata dia.