BSSN Gandeng Huawei Indonesia Gelar Workshop Keamanan Siber

Iwan Supriyatna Suara.Com
Selasa, 27 Oktober 2020 | 13:08 WIB
BSSN Gandeng Huawei Indonesia Gelar Workshop Keamanan Siber
Ilustrasi cyber crime (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Huawei Indonesia bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menggelar workshop keamanan siber untuk meningkatkan capacity building dan awareness para personel BSSN sebagai bagian dari Tim Computer Security Incident Response Team (CSIRT).

Acara workshop tersebut dibuka dengan live-streaming talk show dari Museum Sandi dengan tema “Cyber Attack Countermeasures” dan kemudian dilanjutkan dengan workshop “PSIRT & CSIRT Management” di Yogyakarta dari tanggal 26 – 28 Oktober 2020 yang diikuti oleh segenap personel BSSN sebagai bentuk kelanjutan dari salah satu agenda yang tertuang dalam Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Kepala BSSN Hinsa Siburian dalam sambutannya mengatakan, bahwa serangan siber diprediksikan akan terus berkembang, baik dari segi taktik, teknik, maupun prosedur yang digunakan. Serangan-serangan tersebut perlu menjadi perhatian dalam meningkatkan kewaspadaan nasional.

Oleh sebab itu, BSSN mengambil langkah strategis untuk dapat mewujudkan keamanan siber nasional, di antaranya melalui Peningkatan kompetensi SDM Siber dan Sandi, Penguatan National Security Operation Center (NSOC), dan pembentukan Computer Security Incident Response Team (CSIRT).

“Di era digital saat ini, masyarakat memerlukan pengetahuan yang cukup terkait manfaat maupun kerentanan yang ada di ruang siber. Maka dari itu, saya sangat mendukung kolaborasi antara BSSN dan Huawei Indonesia melalui acara talk show Cyber Scout Hunt 2020 dengan topik “Cyber Attack Countermeasures” yang dilanjutkan dengan workshop CSIRT and PSIRT management,” kata Hinsa dalam keterangannya, Selasa (27/10/2020).

Deputi III BSSN, Mayjen Yoseph Puguh Eko Setiawan menuturkan, bahwa keamanan siber menjadi isu strategis di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dengan ruang siber Indonesia yang luas dan multi dimensi/multi sektor serta ancaman serangan yang meningkat, membutuhkan perhatian kita semua.

Sebagai langkah antisipatif dalam penanganan insiden, BSSN berencana membentuk 17 CSIRT yang tersebar di kementerian, lembaga, dan wilayah. CSIRT terdiri dari CSIRT Nasional, CSIRT Sektoral (mencakup sektor pemerintah/instansi, BUMN dan swasta), serta CSIRT Organisasi.

CSIRT Indonesia akan memberikan layanan yang meliputi respon insiden berupa triase insiden, koordinasi insiden, dan penyelesaian insiden. Hal ini juga dibarengi dengan kegiatan proaktif berupa
drill test cybersecurity, lokakarya atau bimbingan teknis, serta pendampingan pembentukan CSIRT sektor pemerintahan.

“Membangun dunia yang aman, cerdas, dan terhubung sepenuhnya adalah tugas jangka panjang, yang membutuhkan upaya bersama antara industri dan regulator. Huawei telah membentuk tim respons
insiden khusus dan proses respons kerentanan yang sesuai dengan ISO. Dan kami akan terus berbagi pemahaman tentang teknologi baru dan risiko keamanan siber yang sesuai, berorientasi masa depan dan kolaborasi inovatif," kata CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen.

Baca Juga: Makin Mengkhawatirkan, Indonesia Alami 325 Juta Serangan Siber

Kepala BSSN menjelaskan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki ikatan historis yang tinggi
dengan BSSN, Yogyakarta merupakan kampung halaman persandian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI