Libur Panjang, Tiket Penerbangan ke Yogyakarta Ludes untuk Tanggal 28

Senin, 26 Oktober 2020 | 13:36 WIB
Libur Panjang, Tiket Penerbangan ke Yogyakarta Ludes untuk Tanggal 28
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I memprediksi pada tanggal 28 Oktober merupakan puncak pergerakan pada liburan panjang Maulid Nabi SAW. Bahkan, tiket penerbangan untuk beberapa daerah habis dibeli penumpang, salah satunya tujuan Yogyakarta.

"Kalau menurut kami, di tanggal-tanggal awal di penerbangan perdana cukup padat. 28 Oktober flight pagi. Pergerakan tiket ke Yogya full untuk 28 Oktober," ujar Corporate Secretary AP I Handy Heryudhitiawan dalam konferensi pers secara virtual, Senin (26/10/2020).

Namun begitu, Handy memastikan, meskipun sudah penuh, beberapa maskapai masih menyediakan tiket tambahan pada liburan panjang pada lusa mendatang.

"Tapi kan tahun ini data libur panjang anomali. Itu salah satu yang dilakukan kita cek kondisi platform makapai bisa terlihat berapa banyak tiket masih tersedia jadi kelihatan yang bergerak," ucap dia.

Baca Juga: Antisipasi Lalu Lintas saat Libur Bersama, Ini Skenario Polda Metro Jaya

Adapun, bandara-bandara di daerah wisata yang akan dipenuhi penumpang.

Ia memprediksi terdapat tiga daerah yang bandaranya akan sibuk dipenuhi penumpang yaitu Yogyakarta, Semarang, dan Manado.

Ia menyebut, jumlah frekuensi pesawat berjadawal mencapai 754 pergerakan atau 40,96 persen dari total pergerakan per 24 Oktober.

"Sementara, untuk jumlah penumpang mencapai 78.980 atau 35,36 persen," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy Suradji memastikan, meski akan dipadati penumpang, pihaknya tetap akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Baca Juga: 3 Hari Jelang Libur Panjang, Hotel di Jogja Alami Peningkatan Okupansi

"Yang kita minta dengan adanya penambahan trafik akan ada effort untuk protokol kesehatan. Landing biasanya 30 sampai 40 orang, nanti bisa 150 orang jadi lebih kepada mengatur protokol kesehatan di lapangan," imbuh dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI