Arief menambahkan kerjasama ini adalah wujud nyata dari penerapan prinsip triple helix, karena ada sinergi antara akademisi yakni Prof Andreas (AB2TI) yang menanam benih padi IF 8 dan 16 yang memiliki produktifitas tinggi dan sedang diujicobakan di lahan SHS, pebisnis (pedagang di PIBC dan Food Station) kemudian juga pemerintah hingga otoritas moneter.
Yang juga tak boleh dilupakan, kerjasama ini lanjut Arief sesuai dengan arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengamankan pasokan dan harga pangan di Jakarta jelang akhir tahun dengan cara mencari pasokan dari gabungan kelompok tani (gapoktan) yang ada di daerah sentra produksi. Dengan demikian terjadi pemberdayaan kepada petani yang ada di daerah.
Direktur Utama PT SHS Karyawan Gunarso mengatakan kerjasama dengan Food Station ini kerjasama yang sangat strategi antara kedua belah pihak.
Pasalnya lahan yang dikerjasamakan ini dikerjakan oleh 2000 petani ini adalah lahan persawahan irigasi teknis hingga tersier sehingga jaminan atas ketersediaan air menjadi tidak masalah.
“Ini potensi yang luar biasa karena saat ini cukup sulit mencari hamparan persawahan luas dan produktif dengan irigasi teknis yang dimiliki oleh satu entitas perusahaan,” ujarnya Gunarso.
Ia berharap kerjasama dengan Food Station ini menjadi awal yang baik dan bisa dikembangkan lagi.
“Kami berkomitmen menyiapkan benih dengan produktifitas tinggi untuk menghasilkan gabah dengan kualitas yang baik,” tandasnya.
Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa dan SDA, Kemenko Perekonomian, Raden Edi Prio Pambudi mengapresiasi kerjasama antara Food Station dan PT SHS.
“kerjasama antara BUMD dan BUMN adalah sesuatu hal yang jarang terjadi, tapi hari ini kita semua melihat Food Station sebagai BUMD DKI bekerjasama dengan PT SHS yang merupakan BUMN. Ini sesuatu yang luar biasa,” tuturnya.
Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, BUMDes Guwosari Kembangkan Lahan Pertanian Alami