Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini Kamis (22/10/2020) dibuka melemah ke zona merah setelah sebelumnya pada perdagangan kemarin Rabu (20/10/2020) ditutup juga melemah tipis 0,06 persen.
Melansir data RTI, IHSG diawal pra perdagangan turun 11 poin atau melemah 0,23 persen ke level 5.084. Setelah dibuka tepat pukul 09:00 Wib, laju IHSG makin anjlok ke bawah, hingga turun 12 poin atau melemah 0,25 persen ke level 5.083.
Sementara itu indeks LQ45 juga dibuka ikutan turun 3,8 poin atau melemah 0,49 persen menuju level 783. Sebanyak 54 saham menguat, 58 saham melemah dan 121 saham belum ditransaksikan.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, masih belum tuntasnya pembicaraan paket stimulus yang diajukan Ketua DPR AS Nancy Pelosi bakal menjadi sentimen negatif untuk perdagangan Kamis ini.
Baca Juga: Bos OJK Ungkap Penyebab Investor Asing Banyak Tarik Dananya di Pasar Modal
"Sentimen penggerak pasar hari ini diantaranya bursa saham AS yang ditutup melemah membawa kabar negatif untuk perdagangan hari ini ditengah kekhawatiran stimulus AS yang masih menimbulkan perbedaan pendapat antara Gedung Putih dengan Kongres AS," kata Edwin dalam analisanya, Kamis (22/10/2020).
Di lain pihak, kabar gembira datang dari penguatan EIDO sebesar 2,17 persen meskipun kemarin IHSG ditutup turun tipis 0,06 persen serta naiknya harga komoditas emas, properti dan CPO sehingga berpotensi mendorong naik harga saham dibawah komoditas tersebut.
"IHSG kami perkirakan bergerak pada rentang 5.049 - 5.133 adapun saham-saham yang kami rekomendasikan hari ini adalah ASII, WSKT, INCO, BBNI, ANTM, JPFA, HRUM, TINS, PGAS, LSIP," kata Edwin dalam analisanya.
Pada perdagangan 21 Oktober IHSG ditutup melemah sebesar 0,06 persen kelevel 5,096. Sentimen penggerak pasar hari ini diantaranya bursa saham AS yang ditutup melemah membawa kabar negatif untuk perdagangan hari ini ditengah kekhawatiran stimulus AS yang masih menimbulkan perbedaan pendapat antara Gedung Putih dengan Kongres AS, terkahir dari rilis data tenaga kerja klaim pengguran dan data penjualan rumah di AS.
Baca Juga: Bos OJK Klaim UU Cipta Kerja Tingkatkan Investasi di Pasar Modal