Suara.com - Di masa pandemi covid-19, kakao Jembrana justru menorehkan prestasi dengan menambah deretan negara tujuan ekspor. Senin (19/10/2020) kemarin dilakukan ekspor perdana 1 kontainer 20 feet atau sebanyak 12 ton kakao ke Belanda.
Ekspor itu mencatatkan nilai devisa sebesar Rp 660 juta yang dikirim melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Ketua Koperasi Kerta Semaya Samania (KSS) Jembrana, I Ketut Wiadnyana menyampaikan rasa bangga dan syukur atas dukungan pemerintah sejak awal dan binaan dari Yayasan Kalimajari.
"Atas dukungan segala proses yang kami lakukan di KSS. Kami ucapkan terima kasih hingga terwujud nota kesepamahaman ekspor dan support kita sehingga proses bisa berjalan. Juga teman karantina bali yang intens beri dukungan," ujarnya dalam keterangan persnya, Selasa (20/10/2020).
Baca Juga: Kementan Fokus pada Pengembangan Kakao di Mamuju
Wagub Bali, Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati (Cok Ace) menyampaikan perasaan bahagia, dimana perkebunan di Jembrana bisa ekspor ditengah pariwisata tengah meredup.
Melihat fenomena ini Wagub diingatkan peristiwa krisis ekonomi 98, ketika sendi perekonomian terpuruk.
"Situasi krisis itu mirip dengan sekarang, ketika sektor pertanian tetap eksis. Kita dapati bahwa pendapatan utama Bali dari pariwisata tentu harus ada penyanding pertanian," ujar Wagub.
Oleh karena itu, sektor pertanian harus dibangun dengan baik untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan produk-produknya.
Wagub sangat apresiasi adanya upaya peningkatan mutu produk pertanian karena kakao tidak hanya dalam produk basah dan non fermentasi.
Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing, Pemerintah Perluas Penanaman Kakao
"Saya berharap pertanian terus ditingkatkan. Saya juga apresiasi subak abian dengan basis kakao sehingga terus berinovasi dan mampu ciptakan pasar spesifik dan dapat berlanjut untuk ekspor berikutnya," harap Cok Ace.
Sementara Pemkab Jembrana melalui Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama terkait ekspor sangat mengapresiasi kinerja KSS bersama jajaran terkait.
Menurut Sutama, hal ini sebagai pemicu dan motivasi para petani kakao di jembrana untuk terus berupaya meningkatkan produktivitas produksi kakaonya melalui budidaya yang lebih baik (Good Agriculture Practice).
Selain itu wujud komitmen untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produknya.
"Kita bersyukur dan berbangga dengan ekspor hari ini. Kita mendorong KSS untuk melakukan peningkatan kuantitas dan kualitas produk kakao yang diekspor ke depan tidak hanya produk biji fermentasi tetapi juga dalam bentuk Nibs, Bubuk, Butter serta produk olahan lainnya," pungkasnya.