Curah Hujan Tinggi, Begini Cara Kementerian PUPR Antisipasi Banjir

Sabtu, 17 Oktober 2020 | 11:08 WIB
Curah Hujan Tinggi, Begini Cara Kementerian PUPR Antisipasi Banjir
Press Conference Kesiapan Infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) Hadapi Musim Hujan 2020. (Suara.com/Dian Kusumo Hapsari).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengantisipasi becana banjir 2020-2021. Pasalnya, saat ini Indonesia tengah mengalami curah hujan yang tinggi.

Melihat hal tersebut Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR telah bekerjasama dengan beberapa instansi, termasuk BMKG untuk menyiapkan Informasi Prakiraan Hujan untuk 10 hari ke depan agar dapat mengatur muka air waduk sehingga tersedia tampungan air untuk pengendalian banjir.

“Direktorat Sumber Daya Air berkomitmen untttuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana banjir,” ujar Ditjen SDA Ir. Jarot Widyoko dalam konferensi persnya yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (16/10/2020).

Menurut Jarot, untuk pengendalian banjir tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Melainkan perlu kerjasama dari semua pihak untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan sarana dan prasana dalam mengatasi ancaman banjir ditengah curah hujan yang tinggi ini.

Jarot mengungkapkan, untuk Ditjen SDA telah menyiapkan program penanggulangan banjir tahun 2020 dengan dana anggaran sebesar Rp. 4,5 triliun telah dialokasikan untuk normalisasi sungai sebesar Rp.2,9 Triliun, pemeliharaan sungai sebesar Rp.0,5 Triliun, drainase sebesar Rp. 0,1 triliun, perkuatan tebing sungai sebesar Rp.0,6 Triliun.

“Selain itu, untuk kolam retensi sebesar Rp 0,2 triliun dan perencanaan teknis sebesar Rp.0,2 Triliun, seperti program pembangunan saluran pengendali banjir KEK Mandalika yang akan selesai di akhir tahun 2020, kemudian pembangunan kolam retensi sungai bendung di Palembang yang sudah siap beroperasi,” ujarnya.

Terkait kesiapan peralatan dan bahan banjiran, lanjut Jarot, tersedia sandbag sebanyak 327.963, geobag sebanyak 15.902, kawat bronjong sebanyak 65.274, sebanyak 102 unit dump truck, 13 unit mobil pick up, 13 unit truck trailer, 138 unit excavator, 49 unit amphibious excavator, 51 unit mobile pump, 60 unit perahu karet, dan 18 unit mesin outboard yang tersedia di seluruh B/BWS, namun jumlah tersebut belum termasuk peralatan dan bahan banjiran yang tersedia di instansi lain pada masing- masing wilayah kerja B/BWS.

Selain itu, Ditjen SDA melakukan penambahan jumlah alat berat seperti 4 buah weedharvester progressnya sudah 100 persen, 14 unit exca standard yang saat ini progressnya telah berjalan sebesar 71 persen target selesai 100 persen di bulan Oktober 2020, 4 unit amph long progressnya sudah sebesar 38 persen dan target selesai Oktober 2020.

Selain itu, 9 unit exca long progressnya sudah sebesar 40 persen dan target selesai Oktober 2020, 6 unit exca mini progressnya sudah sebesar 42 persen dan target selesai Oktober 2020, serta 5 unit amphibius long arm mini, 6 unit pompa banjir, 2 unit alat bor, 2 unit pompa irigasi, 4 unit speed boat, 9 unit MTA, 14.000 kawat bronjong, dan 1000 unit geobag yang akan ditargetkan selesai 100 persen pada November 2020. Dari sisi prasarana, peningkatan yang dilakukan adalah dengan pengumpulan data monitoring hujan, optimalisasi muka air waduk, dan pengembangan sistem full telemetri sebesar 51,5 miliar.

Baca Juga: Dukung Pertumbuhan Ekonomi di Perbatasan, PUPR Terus Bangun Infrastruktur

“Ada juga penggunaan dana tanggap darurat sebesar Rp 450 miliar yang dialokasikan di tahun anggaran 2021, sebagian dilaksanakan dengan metode padat karya, tergantung dengan kondisi di lapangan,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI