Kasus Positif Corona Naik Lagi, Harga Minyak Dunia Ambles

Jum'at, 16 Oktober 2020 | 07:55 WIB
Kasus Positif Corona Naik Lagi, Harga Minyak Dunia Ambles
Ilustrasi harga minyak dunia [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia kembali tertekan karena sejumlah negara melakukan pembatasan sosial baru untuk menekan penyebaran virus corona atau Covid-19, hal ini juga makin meredupkan prospek ekonomi ke depan dan permintaan akan bahan bakar minyak.

Mengutip CNBC, Jumat (16/10/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 16 sen, atau 0,4 persen, menjadi 43,16 dollar AS per barel.

Sedangkan patokan Amerika Serikat, minyak mentah West Texas Intermediate, melemah 8 sen, atau 0,2 persen, menjadi 40,96 dollar AS per barel.

Di Eropa, beberapa negara memberlakukan kembali jam malam dan penguncian untuk melawan lonjakan kasus virus corona, seperti Inggris yang menerapkan pembatasan Covid-19 yang lebih ketat.

Baca Juga: Maling Masjid Ciputat Digebuki, Badan Disiram Minyak Panas Sampai Melepuh

"Lonjakan virus corona memaksa Eropa untuk mengaktifkan kembali pembatasan pandemi dan itu melumpuhkan perkiraan permintaan minyak mentah jangka pendek," kata Edward Moya, analis OANDA di New York.

"Lemahnya permintaan itu akan memaksa (OPEC Plus) untuk menunda pelonggaran pemotongan produksi minyak," tambahnya.

OPEC dan sekutunya dalam kelompok yang disebut OPEC Plus akan menurunkan pemotongan produksi pada Januari sebesar 2 juta barel per hari (bph), dari 7,7 juta bph saat ini.

Sekretaris Jenderal OPEC mengatakan, permintaan pulih lebih lambat dari ekspektasi dan OPEC Plus akan memastikan harga minyak tidak turun tajam lagi ketika bertemu pada akhir November.

Pedagang minyak terbesar dunia, Vitol, Trafigura dan Gunvor mengatakan, mereka melihat pemulihan permintaan minyak yang lambat karena pandemi yang muncul kembali.

Baca Juga: Dollar AS Melempem, Harga Minyak Dunia Mulai Merangkak Naik

Di Amerika Serikat, jumlah warga yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik minggu lalu ke level tertingginya.

Presiden Donald Trump mengatakan dia bersedia menaikkan tawarannya sebesar 1,8 triliun dollar AS untuk kesepakatan bantuan Covid-19 dengan Kongres yang dikuasai Demokrat. Tetapi gagasan itu ditolak oleh rekannya dari Partai Republik, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI