Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total impor pada bulan September 2020 mencapai 11,57 miliar dollar AS atau naik 7,71 persen dibandingkan Agustus 2020, namun dibandingkan September 2019 turun 18,88 persen.
Penurunan kinerja impor secara tahunan ini merupakan imbas dari adanya wabah virus corona atau Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia.
"Impor pada bulan September tahun 2020 ini masih mengalami perubahan negatif sebesar 18,8 persen karena masih adanya penurunan baik dari sisi migas maupun nonmigas," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (15/10/2020).
Kecuk menjelaskan impor nonmigas September 2020 mencapai 10,40 miliar dollar AS atau naik 6,18 persen dibandingkan Agustus 2020, namun dibandingkan September 2019 turun 17,94 persen.
Baca Juga: Kementan Bantah UU Ciptaker Memperluas Impor Pangan
Sementara itu impor migas September 2020 senilai 1,17 miliar dollar AS atau naik 23,50 persen dibandingkan Agustus 2020, namun dibandingkan September 2019 turun 26,31 persen.
Peningkatan impor nonmigas terbesar September 2020 dibandingkan Agustus 2020 adalah golongan mesin dan peralatan mekanis senilai 104,2 juta dollar AS (6,28 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan bijih, perak, dan abu logam senilai 24,0 juta dollar AS (32,77 persen).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–September 2020 adalah Tiongkok senilai 28,22 miliar dollar AS (30,32 persen), Jepang 8,08 miliar dollar AS (8,68 persen), dan Singapura 6,03 miliar dollar AS (6,48 persen).
Sementara impor nonmigas dari ASEAN senilai 17,34 miliar dollar AS (18,63 persen) dan Uni Eropa senilai 7,37 miliar dollar AS (7,92 persen).
Baca Juga: Supaya Indonesia Tak Hobi Impor, Erick Thohir Bentuk BUMN Klaster Pangan